Pakistan Menjadi Negara Pemenang Perang Dunia ke-3 Sesuai Mimpi Al Mubasyirat
Oleh: Dr.dr.H.Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS
Mimpi Ali Jinnah
Diawali dengan satu mubasyirat, pendiri Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, mengisahkan bahwa di tahun 1930-an pada satu sore hari saat istirahat di halaman rumahnya di London, ia selalu mencium harum semerbak yang tidak jelas dari mana sumbernya, apakah dari bunga yang mekar di pekarangan? Setiap dicari di sudut-sudut taman semakin tidak ketemu. Lalu cerita itu dilanjutkan dengan setiap malamnya ia bermimpi sering didatangi sosok sangat misterius. Sosok itu selalu memberi perintah untuk pulang ke negeri kelahirannya, Hindia, agar memerdekakan dari penjajah agar kelak mencapai takdir menjadi Negara yang akan membela Islam ketika Islam dilemahkan. Setelah beberapa kali kejadian tersebut dan sosok yang hadir itu ternyata adalah Hazrat Muhammad ﷺ, seketika itu Ali Jinnah paginya segera mempersiapkan untuk memutuskan pulang ke tanah airnya untuk berjuang dan mendirikan Pakistan. Sebutan nama Pakistan adalah tanah La ilaa ha illallah atau sering disebut negara yang disucikan [Pak=tauhid, Stan=tanah/negara_bahasa Urdu]
Negara Republik Pakistan
Muhammad Ali Jinnah, mendirikan Liga Muslim di India pada 1906, guna melindungi Melalui Liga Muslim. Muhammad Ali Jinnah melahirkan Resolusi Lahore yang mendesak perpisahan umat Muslim dari India untuk mendirikan negara Islam bernama Republik Pakistan. Ia yakin bahwa solusi terbaik hanya dapat dilakukan dengan mendirikan tanah air sendiri bagi umat Islam di India. Terlebih lagi, pada 1946, kekerasan antara umat Muslim dan Hindu di India semakin meluas. Pada akhirnya, Inggris memutuskan India Britania perlu dibagi untuk menciptakan tanah air bagi umat Muslim. Pengacara Inggris bernama Cyril Radcliffe dipanggil untuk membagi wilayah India Britania. Wilayah pertama dengan mayoritas Hindu (membentuk India), yang kedua wilayah Muslim di barat laut (sekarang Pakistan), dan yang ketiga terdiri dari Bengal dan Assam, dengan mayoritas Muslim. Kemerdekaan Pakistan dan India Pada 14 Agustus 1947, secara resmi Pakistan memisahkan diri dari India menjadi negara merdeka. Sebagai tokoh pendukung pemisahan Pakistan dari India, Muhammad Ali Jinnah dilantik sebagai Gubernur Jenderal Pakistan yang pertama dan menjadi Presiden Majelis Konstituante Pakistan. Sehari setelahnya, yakni pada 15 Agustus 1947.
Pasca Perang Dunia ke-2 adalah Simbol Demokrasi Kapitalisme Barat
Pasca perang dunia ke-2, jatuhnya bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945, maka perubahan tata dunia baru mulai terlihat. Banyak negara-negara jajahan Eropa dan Amerika menyatakan kemerdekaan atau diberikan kemerdekaannya meskipun kekuasaan politiknya tetap dikendalikan oleh imperialis melalui kanal demokrasi sebagai tools imperial modern.
Badan Dunia atau Persatuan Bangsa Bangsa/PBB atau [United Nations] didirikan oleh negara- negara pemenang perang dunia ke-2. Amerika sebagai Ketua Dewan Keamanan PBB dan punya hak veto penuh dalam mengontrol demokrasi ini dominasinya yang akan berlangsung beberapa dekade kedepan. Hak veto ini yang telah memainkan peran negatifnya sehingga menimbulkan ketidakadilan di negara berkembang dan konflik berkepanjangan di Timur Tengah sehingga masalah Palestina tidak kunjung selesai. Di Iran-Irak terjadi Perang Teluk, di Kashmir seperti bara dalam sekam, di Afrika Utara, Barat, Timur dan Selatan tidak pernah stabil. Konflik Rusia versus Ukraina juga karena ketidakadilan Barat terhadap Rusia sampai puncak krisis sekarang.
Kemerdekaan Bangsa-Bangsa
Momen pasca perang besar dunia ini menjadi masa-masa bahagia negara-negara yang punya historical nasib seperjuangan telah mengalami penindasan luar biasa beratus tahun oleh bangsa Eropa dan Amerika. Kita terkecoh dengan slogan demokrasi dan membentuk pemerintahan baru meninggalkan kesultanan dan kerajaan yang telah berabad-abad menjadi tradisi masing-masing bangsa.
Indonesia sebagai salah satu negara di Asia menjadi sangat strategis ketika Ir. Sukarno dan Jawaharlal Nehru dan Muhammad Ali Jinnah menggagas Konferensi Tingkat Tinggi Non Blok [KTT non Blok] sebagai upaya agar negara yang telah dimerdekakan dengan demokrasinya tetap eksis tanpa konflik politik dunia, militer atau blok ekonomi manapun pasca perang dunia ke-2. Demokrasi dunia yang dipimpin oleh Amerika justru berkembang menjadi tools penjajahan modern bagi negara Asia, Afrika dengan dinamika ekonomi dan militer sampai saat ini.
Matinya Demokrasi Kapitalisme
Perjalanan demokrasi ini telah menjadi kematian hati nurani dan sosial di masyarakat negara itu sendiri. Berbagai ketimpangan ekonomi, keserakahan kekuasaan sehingga justru menjadi konflik sosial dan ekonomi. Kapitalisme dan materialisme merajalela, rakyat menjadi miskin, tidak terurus, penguasa cenderung otoriter, maka terjadi kesewenangan pada pemerintahan ini.
Semua orang mengejar kekuasaan untuk dirinya sendiri. Partai politik dan organisasi masa dijadikan kendaraan untuk memeras dan melanggengkan kekuasaan. Intrik, fitnah, korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi pajanan setiap hari. Setiap 5 tahun terjadi janji-janji politik. Banyak gejolak masa dan kekuasaan sehingga menimbulkan konflik horizontal fisik, militer dan perebutan kekuasaan.
Demokrasi sendiri menjadi korban tuannya. Ketika pemenang pemilu Partai FIS tahun 2001 di Aljazair harus dibatalkan Militer dari tekanan Barat, lalu di Mesir, seorang Mursi, Presiden terpilih dalam pemilu yang jujur harus digulingkan secara militer. Perlawanan sosial dan militer terhadap dominasi Barat seolah menghiasi negara dunia ketiga dalam beberapa dasawarsa modern ini. Termasuk festivalisasi kemiskinan, keterpurukan ekonomi dan keserakahan tirani politik jadi bumbu demokrasi kapitalisme yang semakin kering kerontang dari rasa keadilan dan kejujuran.
Konflik Sosial menjadi Pergolakan Militer
Arab spring telah terjadi dan menjalar semua negara Timur Tengah bergejolak menjadi konflik militer di kawasan Suriah dan wilayah Turki, Irak Palestina dan Israel bertahun-tahun dan sampai sekarang telah menjadi konfrontasi senjata di semua wilayah Timur Tengah. Mulanya proxy negara Barat, Rusia dan Amerika. Sekarang malah diprediksi menjadi pemicu perang nuklir dan perang dunia ke-3. Perang dunia ke-3 inilah awal terjadinya transformasi rata dunia yang baru.
Bagaimana Perang Dunia ke-3 Terjadi
Tidak terelakan lagi bahwa perang dunia akan menjadi penanda terjadinya tata dunia baru sebagaimana pada saat perang dunia ke-2, yang telah dibahas diatas. Konflik dunia bertubi-tubi dan berlarut belum selesai, maka hanya waktu saja yang disisakan untuk selangkah perang Nuklir. Malapetaka ini yang akan mengubah dunia tidak seperti yang dibayangkan saat ini. Kehancuran dan perubahan sistem dunia akan terjadi. Ada banyak negara yang hancur terutama di kawasan peperangan. Korban nyawa ratusan juta bahkan bermilyar manusia akan menjadi korban keganasan perang, kerusakan alam, kawasan bahkan tidak ada lagi sistem teritorial negara akan terjadi secara dahsyat.
Perang Dunia ke-3 menurut Mubasyirat
Muhammad Qasim melihat Turki jatuh dan kehancuran terjadi di mana-mana. Segera setelah kejadian ini, Israel menjadi sangat aktif. Israel meningkatkan operasinya di sekitar Palestina dan juga membangun benteng untuk Dajjal. Dan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa selain protes.
Kemudian Israel membentuk aliansi dengan negara lain dan menyebarkan keresahan. AS adalah salah satu pendukung mereka dan membantu Israel dengan menawarkan intelijen mereka. Ketika Rusia mengetahui hal ini, Rusia segera membentuk aliansi dengan negara-negara tetangga. Dan Rusia juga menjadi aktif dan berlomba dengan yang lain dalam menaklukkan wilayah di Timur Tengah. Seolah-olah mereka semua bertujuan untuk menaklukkan seluruh dunia. Kemudian AS secara terbuka terjun ke Timur Tengah dan mereka bertemu dengan Israel dan sekutu lainnya dan bersama-sama mereka mulai berperang melawan kelompok-kelompok Rusia. Dan menyebabkan Rusia dan sekutu mereka melawan balik. Maka dimulailah Perang Dunia ke-3 dan medan perangnya adalah negara-negara di Timur Tengah. Akibatnya kehancuran terburuk terjadi di Timur Tengah dan sejumlah besar umat Islam dibantai. Perang menjadi begitu dahsyat dan mengerikan sehingga umat Islam tidak mampu melawan dan tidak ada seorang pun yang berani datang menolong mereka. Pertumpahan darah perlahan menyebar ke seluruh negara seperti Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, UEA dan hampir setiap bagian Timur Tengah.
Koalisi Israel terus-menerus mendapatkan sekutu yang semakin banyak. Bahkan beberapa negara Muslim juga menjadi sekutu AS atau Rusia. Kedua negara adikuasa itu ingin menaklukkan sebagian besar wilayah. Dan wilayah mana pun yang mereka capai, mereka mempertahankan dengan kuat. Dan mereka terus berperang satu sama lain sambil membantai kaum Muslim.
Pakistan, Negara yang Mengubah Tata Dunia Pasca Perang
Di sisi lain, Pakistan tumbuh lebih kuat dan mulai berkembang. Namun, kemudian India yang bersekutu dengan Israel mulai menyerang Pakistan. AS, Israel, dan bahkan banyak negara Timur Tengah lainnya membantu India melawan Pakistan. Mereka semua bermaksud menghancurkan Pakistan sepenuhnya. Jadi, Pakistan memiliki banyak musuh, tetapi Allah ﷻ melindungi Pakistan dengan sekitar 3.000 jet tempur hitam. Kemudian perang melawan Pakistan dimulai dan dengan pertolongan Allah ﷻ, Pakistan menang melawan musuh- musuhnya. Pakistan menaklukkan seluruh India, Bangladesh, dan Afghanistan, dan Pakistan pernah mengklaim kemenangan atas India. Indonesia dan Malaysia juga menjadi sekutu Pakistan.
Kemudian Pakistan terjun ke Timur Tengah atas kehendak Allah ﷻ dan mereka bertempur melawan kedua negara adikuasa itu dengan menggunakan jet tempur hitam yang kuat. Pakistan menyerang musuh- musuhnya sedemikian rupa sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan mereka.
Setelah mengalahkan kedua negara adikuasa tersebut, Pakistan menjadi negara adikuasa dan mengasingkan diri dari dunia. Pakistan kembali menguasai Timur Tengah dan negara-negara Arab. Semua wilayah ini menjadi bagian dari Pakistan dan mereka mulai membangun kembali wilayah-wilayah tersebut. Kemudian Islam sejati dari Nabi terakhir Muhammad ﷺ mulai terbentuk di semua wilayah tersebut dan perdamaian akhirnya terwujud di tempat yang pernah menjadi tempat terjadinya perang terbesar.
Saya (Muhammad Qasim) telah diperlihatkan dalam mimpi bahwa Allah ﷻ menciptakan Pakistan sebagai hasil doa khusus Hazrat Muhammad ﷺ.
Pakistan adalah Benteng Terakhir Islam.
Allah ﷻ berjanji kepadaku dalam mimpi bahwa Allah ﷻ akan membela Pakistan, dan juga akan melindunginya.
Aku melihat mimpi ini pada tahun 2006.
Dalam mimpi ini, aku bertanya kepada Allah, ‘Ya Allah! Mengapa Engkau menciptakan Pakistan? Semua kejahatan ada di Pakistan, tidak ada kedamaian, tidak ada kemakmuran. Ada penindasan dan ketidakadilan di mana-mana.
Maka Allah berkata kepadaku:
‘Qasim!’ 1400 tahun yang lalu hari ini, ketika Khatam-un-Nabiyyin Muhammad (saw) berada di dunia, ia biasa berdoa kepadaku:
“Ya Allah, menjelang Hari Kiamat, ciptakanlah sebuah negara yang namanya لا الہ الا اللہ. Dan ketika Islam dikalahkan di seluruh dunia, sebarkanlah Islam-Ku yang sejati ke seluruh dunia lagi, dari negara ini.”
Allah lebih lanjut berfirman:
“Qasim! Aku menerima doa Nabi Terakhir Muhammad (ﷺ) dan aku memutuskan untuk membangun Pakistan. Dan Qasim! Aku akan membela Pakistan dan melindunginya.
Penutup
Perang Dunia ke-1, ke-2, dan ke-3, pasti akan mengubah wajah dunia dengan pola baru, al mubasyirat telah memprediksi bahwa Demokrasi Barat tamat dan Pakistan menjadi pusat Kekuatan Dunia yang menggantikan dominasi Barat dan Rusia. Selamat menyaksikan kejadian-kejadian yang akan berlangsung sebentar lagi.
Wallahu ‘alam bissawab
Al Fakir.