Hilangnya Keberanian dari Panglima Khalid bin Walid RA dari Umat Islam Hari Ini
Oleh: Dr.dr.H.Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS
Mukaddimah
Wira adalah semangat gagah berani yang punya leadership kemandirian. Seorang Perwira adalah orang yang gagah berani untuk berkorban sebagai seorang pahlawan demi nusa, bangsa dan agama. Semangat kewiraan telah ditoreh para Sahabat Mulia Rasulullah ﷺ yang telah menghantarkan Islam menguasai dunia.
Seorang Khalid bin Walid
Salah satu sahabat mulia Nabi Muhammad ﷺ yang wafat di bulan Ramadhan, adalah Khalid bin Walid. Sahabat berjuluk Saifullah (Pedang Allah) itu telah berjuang di berbagai medan perang. Dia dikenal gigih dalam berjihad. Namun, dia meninggal karena sakit. Ketika kematian hendak menjemputnya, Khalid bin Walid berkata, “Aku telah turut serta dalam 100 perang atau kurang lebih demikian. Tidak ada satu jengkal pun di tubuhku, kecuali terdapat bekas luka pukulan pedang, hujaman tombak, atau tusukan anak panah. Namun lihatlah aku sekarang, akan wafat di atas tempat tidurku. Maka janganlah mata ini terpejam (wafat) sebagaimana terpejamnya mata orang-orang penakut. Tidak ada suatu amalan yang paling aku harapkan daripada laa ilaaha illallaah, dan aku terus menjaga kalimat tersebut (tidak berbuat syirik).” (Khulashah Tadzhib Tahdzibul Kamal oleh Shafiyuddin al-Anshari, Hal: 103).
Mandi Alkohol
Konon karena seringnya luka-luka dalam medan pertempuran maka ia sering mandi alkohol agar luka cepat kering dan bisa berperang lagi dan perang lagi, walaupun kebiasaan ini ditentang Khalifah Umar sebagai perbuatan tercela dan salah satu faktor yang menjadi penyebab ia diberhentikan dengan hormat sebagai Panglima. Ia adalah panglima luar biasa, tidak pernah terkalahkan selama hidupnya, menang dan menang, tidak ada kamus kalah perang sehingga Umar pun gusar, khawatir dengan kemenangan demi kemenangan ini akan menjadikan ia tergelincir dalam rasa ujub dan kesombongan. Dan Khalifah Umar pun menjaga keikhlasan Khalid dengan mencopot sebagai panglima.
Perang Tanding
Salah satu taktik yang dapat menghancurkan nyali lawan dalam setiap pertempuran adalah perang tanding setiap awal pertempuran demi pertempuran. Taktik ini yang menjadi penentu kemenangan perang-perang besar termasuk perang dengan jumlah pasukan Khalid kalah jumlah dari pasukan Romawi dan Persia. Perang tanding itu langsung menyasar panglima perang musuh dan petinggi-petinggi panglima, bila kalah, maka rasa kepercayaan musuh terburai dan 50% kemenangan sudah ada di tangan.
Perang Yarmuk
Hari pertama adalah duel antar jagoan dari masing-masing pihak. Bahkan, seorang komandan prajurit Romawi, yakni Jarjis [Georgius] lantas memeluk Islam. Ia segera bergabung dalam barisan Muslimin di perang ini. Adapun pasukan Byzantium mencapai 120 ribu orang. Sumber lain menyebutkan, jumlah pasukan Islam berkisar 30 ribu hingga 40 ribu orang. Sementara, Bizantium mengerahkan 240 ribu orang pasukan. Pemimpin pasukan Byzantium bernama Tazariq, yang merupakan saudara kaisar Heraklius. Akhir dari peperangan ini Khalid memenangkan perang dengan gemilang. Semua peperangan diawali dengan perang tanding satu lawan satu dan Khalid sering bertanding mengawali perang itu versus panglima musuh dan dapat membunuhnya.
Belajar dari Badar
Pada saat itu Panglima Hamzah RA, Ali bin Abi Thalib dan Ubaidillah, para panglima Badar memulai perang tanding dapat membunuh panglima Quraisy termasuk Abu Jahal maka seketika Quraisy telah kalah, [Allah memberikan kemenangan Badar Khubra]. Ini pelajaran berharga diadopsi dalam penaklukan-penaklukan di masa depan sampai puncak kejayaan Islam.
Al Wahn itu Virus
Puncak ini redup karena penyakit al wahn dimana kalimat Laa ila ha illa llah hilang yang menggerogoti hati umat lebih parah sampai hari ini. Perang tanding telah hilang dan yang muncul adalah pecundang-pecundang yang hanya bisa menyerang orang-orang di pasar, ngebom mall, menyerang turis, mencemooh dan mengolok-olok saudara sendiri, terkotak-kotak dalam permusuhan yang nyata. Mengapa rakyat Palestina dan tentaranya tidak langsung menyerang Presiden Netanyahu, dan jenderal- jenderal Israel, atau bahkan Presiden Biden sekalipun, sementara para pemimpin negara Iran, Irak dan Mesir disakiti dipenjara dan dibunuh seperti Presiden Muhammad Mursi? wallahu ‘alam.
Wira Itu Telah Pindah
Ketika Syaikh Ahmad Yasin ditembak dengan Apache. Ketika para Jenderal- Jenderal Iran dibunuh dan Presiden Saddam Hussein digantung. Semua peristiwa itu sebenarnya adalah peperangan. Semangat wira ada pada perang tanding yang langsung pada titik sangat menyakitkan dimana para pemimpin dan Jenderalnya dibunuh di depan mata kepala tentaranya. Kejadian menghancurkan nyali. Wira itu sudah berpindah kepada orang lain dan hari ini kita menjadi pecundang sepanjang masa.
Kembali kepada Ketauhidan
Sampai pada masanya nanti tiba, ketika seorang laki-laki dengan lantang meneriakkan jauhi syirik dan kembali kepada kemurnian tauhid. Masa itu adalah ketika perang Ghazwah al Hind tiba, sebagai tonggak sejarah kekuatan ketauhidan sebentar lagi akan tiba. Semangat Wira kembali ada di dada umat yang tidak ada lagi ketakutan kecuali kepada Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ bercerita tentang perang Al-Hind, di antara yang beliau sabdakan,
“Sekelompok pasukan dari kalian akan memerangi Al-Hind, Allah memenangkan mereka, sehingga mereka mengikat raja Al-Hind dengan rantai. Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka (anggota pasukan itu). Ketika mereka akan kembali mereka akan bertemu dengan ‘Isa bin Maryam di Syam.” (Abu Hurairah)
Khatimah
Demikian sepenggal kisah yang memilukan umat sampai kita akan meraih kemenangan kembali.
Wallhu alam bissawab.