Oleh: Dr. dr. H. Jaya M. Munawwar Al Badri, SpKj, M.Kes, MARS
Yastrib…
Kota Yastrib adalah kota impian dan harapan,
Kota akhir sebuah cerita hebat,
Kota Madinatul Munawaroh
Kota terpancar wahyu
Kota tujuan hijrah, dan
Kota berkumpulnya manusia menuju Mahsyar.
Oh Yastrib ku ..
Kota yang menjadi simpul akhir zaman.
Di kota ini Muhammad ﷺ diberitakan dalam Al-Kitab kemunculan pertamanya sehingga para kabilah-kabilah Yahudi beranjak pindah dari Palestina ke kota penuh kebun-kebun kurma, dan seorang pengembara sejati dituntun perjalanan pilu datang seorang diri dari Persia, Salman al Farisi datang ke sini
Oh Yastrib, oh Madinah ku..
Dan di kota ini pula Al-Hadis menubuwatkan kemunculan cucu Baginda yang terakhir yang akan memimpin dunia Akhir Zaman.
Dulu.. Yastrib ku harus menunggu lama sekali, karena manusia pilihan yang ditunggu baru muncul setelah Muhammad ﷺ umur 53 tahun dari kelahirannya di satu kota tempat di Makkah.
Kota yang terpencil di gurun Hijaz yang membentang hamparan lautan pasir yang menghampar.
Nabi kecil pun lahir dan tumbuh kembang dalam lingkungan badwi Arab yang original.
Pengasuhan kesempurnaan ilahiah-Nya sampai akhir 40 tahun. Jibril AS datang di puncak Hira yang sunyi sepi.
“Iqra ya Muhammad..!!” 3×, “La Ana bi Qari…”3x.
Sementara Yastrib ku nun jauh masih penuh pertikaian-pertikaian suku abadi, perang Bu’at puncak perang saat Aus dan Khazraj menjadi bangsa yang terperdaya oleh Syaithan yang menutupi nubuwat.
Kini..
Saat ini kota Yastrib modern telah berubah dari indahnya padang kebun-kebun kurma menjadi gedung-gedung yang mulia, taman ilmu dan cahaya iman, makam mulia Muhammad ﷺ dan para sahabat mulia menjadi saksi, menghiasi indahnya masjid Nabawi Putih yang indah dan agung semua manusia rindu ke sana berkunjung
Oh Madinah ku..
Kemunculan cucu Baginda telah semakin dekat dan sangat dekat..
Apakah mereka mengira bahwa cucunya lahir dan dibesarkan di kota kita ini?
Umat menunggu-nunggu dan sabar menunggu seperti 1400 tahun yang lalu. Sahabat Salman al-Farisi RA menunggu, kabilah-kabilah Yahudi pun sama menunggu-nunggu.
Apakah kita tidak membaca sejarah? Mengapa Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, Bilal, Sumayyah, Hamzah RA, tidak mengikuti petunjuk al-Kitab terdahulu untuk hanya sabar menunggu saja di kota Yastrib?
Tentu karena merekalah para pelaku-pelaku sejarah takdir yang menghantarkan Rasulullah ﷺ mencapai takdirnya saat hijrah umur 53 tahun sesuai khabar kemunculannya di kota Hijrah. Padahal perjuangannya di mulai saat-saat 40 tahun nun jauh di Makkah jauh dari Madinah.
Lalu..
Akankah kita mengikuti pengalaman sahabat Nabi ﷺ seperti para sahabat mulia yang mengikuti sejak berita mubasyirat pertamanya seorang cucu Rasulullah ﷺ di akhir zaman ini? Pastikan kita ikut para sahabat mulia, tidak seperti Yahudi di tanah Yastrib yang hanya menunggu tapi setelah muncul menafikannya. Wallohu a’lam.
Amin ya Robb alamim.