Oleh: Dr. dr.H. Jaya Mualimin, SpKJ, MKes, MARS
Allah ﷻ berfirman:
وَاِ ذْ يَعِدُكُمُ اللّٰهُ اِحْدَى الطَّآئِفَتَيْنِ اَنَّهَا لَـكُمْ وَتَوَدُّوْنَ اَنَّ غَيْرَ ذَا تِ الشَّوْكَةِ تَكُوْنُ لَـكُمْ وَيُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّحِقَّ الْحَـقَّ بِكَلِمٰتِهٖ وَيَقْطَعَ دَا بِرَ الْـكٰفِرِيْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya,”
(QS. Al-Anfal 8:7)
Pertemuan dua kelompok pasukan di lembah Badar tidak direncanakan samasekali oleh rombongan Rasulullah ﷺ yang berjumlah 313 orang. Sedianya mereka akan mengambil propertinya yang dijarah yang akan dijual oleh kafilah Abu Sufyan di Syam, tetapi Allah ﷻ berkehendak lain. Justru mereka bertemu dengan 1000 orang pasukan Quraisy. Di sinilah bukti janji-Nya, pemenuhan janji Allah ﷻ setelah 13 tahun Muhammad ﷺ menunggu-nunggu kapan janji-Nya tiba, dengan harap-harap cemas, tak disangka di lembah Badar inilah janji-Nya tiba.
Awal Muasal Perang Badar
Ketika semua kaum muslimin hijrah ke Madinah, semua harta dan properti sebagian besar masih ditinggal di Makah. Karena takdir pun berlaku, kekerasan dan perlakuan Quraisy dilampiaskan pada harta kekayaan kaum muslimin yang masih ada di Makah. Sesuai hasil keputusan Darun Nadwah Quraisy, maka seluruh properti yang hijrah harus disita dan dijual ke negeri Syam. Akhirnya informasi ini sampai ke Rasulullah ﷺ. Setelah itu Rasul ﷺ memutuskan untuk mencegat rombongan kafilah dagang Quraisy dengan harapan bisa mengambil alih properti miliknya yang dijarah yang dibawa kafilah dagang Abu Sufyan bin Harb.
Dalam Al-Qur’an, perang Badar dijelaskan dalam Al Quran pada surat Ali Imran ayat 123-126 yang terjemahannya:
“Sesungguhnya Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar. Padahal, kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin ‘Apakah tidak cukup bagimu Allah membantumu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?. Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan siap siaga, lalu mereka datang menyerangmu dengan seketika, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa”. (QS. Ali Imran: 123-126).
Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah, atau 13 Maret tahun 624 Masehi. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah sedikitnya 1.000 orang. Pasukan Islam yang jumlah kecil dan dengan peralatan minim mampu mengalahkan pasukan Quraisy yang berkekuatan tiga kali lipat lebih besar.
Pertempuran ini dimenangkan oleh umat Islam atas pertolongan Allah ﷻ. Upaya umat Islam yang ikhlas dan rela berkorban juga menjadikan pasukan ini tidak takut mati di jalan Allah ﷻ.
Ghazwa-E-Hind janji Allah ﷻ kepada Qasim
Hadis Nabi ﷺ tentang Ghazwa-e-Hind
Rasulullah ﷺ bercerita tentang perang Al-Hind, diantara yang beliau sabdakan, “Sekelompok pasukan dari kalian akan memerangi Al-Hind, Allah memenangkan mereka, sehingga mereka mengikat raja Al-Hind dengan rantai. Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka (anggota pasukan itu). Ketika mereka akan kembali mereka akan bertemu dengan ‘Isa bin Maryam di Syam.” (Abu Hurairah)
Hadis lain disabdakan,
“Ada dua kelompok dari umatku di mana Allah akan menyelamatkan mereka dari api neraka: kelompok yang memerangi Al-Hind dan kelompok yang berperang bersama Nabi Isa ‘Alaihissalam.” (An-Nasa’i)
Hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah ﷺ bersabda,
“Kemudian muncul lah Panji-panji hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kaum dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian, beliau melanjutkan sabdanya “Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju. Karena dia adalah khalifah Allah, Al-Mahdi.”
Mimpi-Mimpi Muhammad Qasim
Dalam salah satu mimpi Muhammad Qasim tahun 2015, Allah ﷻ berfirman,
“Qasim, Aku akan memenuhi semua janji-janjiku dalam 13 tahun ke depan, (yaitu) janji yang Aku telah buat denganmu.”
Selama 28 tahun mimpi-mimpi yang dialami selama hidupnya. Tepat Qasim umur 40 tahun kemudian mimpinya disebarkan ke seluruh dunia. Allah ﷻ telah menjanjikan kemenangan Qasim setelah 13 tahun kemudian, kelak ketika sampai Ghazwa-e-Hind sebagaimana Perang Badar di zaman Rasulullah ﷺ.
Mimpi Qasim Tentang Peperangan Akhir Zaman, Muhammad Qasim berkata, “Allah ﷻ telah memperlihatkan dalam banyak mimpi saya bahwa nanti ketika negara Pakistan mulai berkembang pesat maka negara India akan mencoba untuk memerangi Pakistan. Tapi saya tidak ingin pecah perang karena saya tahu perang ini pasti amat teruk dan ada banyak Muslim di India, maka saya meminta kepada Allah ﷻ untuk berbuat sesuatu dan meminta-Nya untuk mencegah perang ini terjadi. Maka Allah ﷻ mengirimkan ratusan pesawat jet tempur hitam tak terkalahkan dengan pertolongan-Nya dan India menjadi ketakutan setelah melihat jet-jet tempur hitam ini. Bagaimana Pakistan bisa memperoleh jet-jet tempur hitam ini? Pikir mereka. Seluruh dunia bahkan insinyur militer Amerika Serikat terkejut dan khawatir. Maka, Pakistan akan mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri dan juga membebaskan Kashmir namun sekutu-sekutu India dan kelompok-kelompok teroris akan bersedia pula untuk berperang dengan Pakistan. Ketika melihat Pesawat Tempur Hitam ini, banyak umat Islam dari berbagai belahan dunia akan pindah ke Pakistan untuk memainkan peran mereka dalam membangun kembali Islam. Allah ﷻ akan menolong kita.”
Demikian kuasa Allah ﷻ. Dia berkehendak di akhir masa, Muhammad Qasim pemuda al Mubasyirot kelak sesuai dengan takdirnya. Pelajari mimpi-mimpinya, ia tidak berbohong. Dan siapa saja yang diberi petunjuk-Nya maka tidak satu orang pun yang bisa mencegah-Nya dan Dia Maha menepati janji-janji-Nya.
Innalloha la yukhliful mii’adz.
Wallahu ‘a lam bissawab
Al fakir