Jangan Menyebut Tidur itu Bukan Ibadah

Jangan Menyebut Tidur itu Bukan Ibadah

Oleh: Dr.dr.H.Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS

Pendahuluan

Allah ﷻ berfirman dalam QS Azzumar 39: ayat 42 sebagai berikut:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS. Az-Zumar 39: Ayat 42)

Sementara dalam QS al Baqarah 2: ayat 255 Allah ﷻ berfirman:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. (QS 2:255)

Hanya Allah ﷻ saja yang tidak akan pernah tidur  Dia tetap hayyu wa qoyyum. Ada pun tidur adalah sifat makhluk ciptaan-Nya, baik manusia, binatang atau tumbuhan. Mereka pasti suatu saat melalui fase tidur sesuai kodratnya bagi kelangsungan kehidupan.

Tidur Panjang Bagian Mukjizat Ashabul Kahfi

Allah ﷻ menguasai sepenuhnya nyawa seorang dalam tidur sampai bangunnya. Salah satu fenomena tidur panjang pada kelompok pemuda beserta anjingnya selama 309 tahu. Mereka disebut Ashabul Kahfi telah diberi rahmat-Nya. Tidur panjang ini adalah salah satu mukjizat nyata. Al Quran menceritakan dan kisahnya selama mereka tidur panjang. Mereka tidak menyadari apa yang terjadi (tetapi setelah koinnya tidak berlaku karena kadaluarsa).

Mereka mengaku tertidur baru setengah hari atau sehari, padahal mereka telah tertidur ratusan tahun.

Berikut ini firman Allah ﷻ dalam QS al Kahfi 18; ayat 18 yang menceritakan tentang fenomena Ashabul Kahfi:

وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَا ظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖ وَّنُـقَلِّبُهُمْ ذَا تَ الْيَمِيْنِ وَ ذَا تَ الشِّمَا لِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَا سِطٌ ذِرَا عَيْهِ بِا لْوَصِيْدِ ۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَا رًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

“Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 18)

Nilai Tidur dalam Ibadah

Jangan menganggap tidur satu persoalan yang ringan, dan beranggapan bahwa tidur hanya dijadikan alat mangkir dari kewajiban. Padahal Allah ﷻ pegang nyawa makhluknya ketika tidur. Sehingga kita jangan mempunyai kesimpulan bahwa tidur lebih rendah nilai ibadahnya dibandingkan nilai ibadah yang lain. Tidur adalah ibadah bila pada saat beraktivitas justru tidak bisa menjaga lisan, sikap dan perilaku maka tidur itu lebih mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadah berlipatganda, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Dalam Tidur Ada Sebuah Mimpi

Sebelum bermimpi maka seseorang harus dalam kondisi tidur. Tidak mungkin bermimpi pada saat manusia terjaga. Mimpi mempunyai kedudukan tinggi yaitu 1/46 kenabian. Para Ulama dan Fukoha mendapatkan ilham dan petunjuk dari mimpi-mimpinya. Konsep tidur sangat sakral sehingga sangat mengatur ada tatacara tidur dari mulai niat, posisi yang baik dan lainnya diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Doa yang diajarkan antara lain membaca tiga Qul sebelum tidur dan setelah bangun berucap syukur kepada-Nya.

Setan takut kepada orang yang sedang tidur. Satu hari Nabi Muhammad ﷺ masuk ke pintu masjid, ia melihat setan berada di sisi pintu lain. Kemudian Nabi Muhammad ﷺ bertanya, “Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?” Maka Setan itu menjawab, “Saya hendak masuk masjid dan akan merusak shalat orang yang sedang shalat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tertidur.

Kondisi Tidur Nabi dan Rasul

Ketika para Nabi dan Rasul tidur jasmaninya, ruhaninya terus terjaga bertaqorub ilallah seperti riwayat hadis Anas bin Malik:

وَالنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم نَائِمَةُ عَيْنَاهُ وَلَايَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذَلِكَ الْأَنْبِيَاءِ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَاتَنَامُ قُلُوْبُهُمْ [رواه البخاري].

“Dan Nabi ﷺ tertidur kedua matanya, namun hatinya tidaklah tidur. Seperti itu pulalah keadaan para nabi. Mata mereka tertidur namun tetap terjaga kalbu-kalbu mereka” [HR. al-Bukhari].

Makna hakikatnya tidur adalah sangat mulia. Di dalamnya ada nilai spiritual luhur. Jalan ruhani ini terus menyala via jendela al-mubasyirat terutama di kalangan para Nabi dan Rasul termasuk umat Islam sampai akhir zaman.

Penutup

Ketika kedua mata mulai menutup maka proses tidur jasmani telah bekerja. Ketika kesadaran redup berarti ruh/jiwa menemui Rabbnya. Ruh tersebut telah ada di tangan-Nya.

Wallahu ‘alam bisaawab

Al Fakir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *