Klarifikasi tentang Muhammad Qasim, dr. Jaya Mualimin menyatakan bahwa Muhammad Qasim tidak berbohong tentang mimpinya. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur ini pernah bertabayun langsung ke Lahore, Pakistan, untuk bertemu dengan Muhammad Qasim.
Ketika bertemu Muhammad Qasim di Pakistan, dr Jaya bertanya apakah ia sengaja mencukur janggutnya? Muhammad Qasim menjawab bila sudah panjang akan mencukurnya karena ia lebih senang dengan penampilan ini. Padahal bila janggutnya dipanjangkan/tidak dicukur, maka tampak salah satu ciri fisik Al Mahdi. Muhammad Qasim tidak memanjangkan janggutnya. Padahal secara manusiawi, bila ada orang ingin dihormati, ingin disebut-sebut Mahdi, maka ia akan melakukan manuver apa saja agar sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Tetapi ternyata Qasim tidak melakukan apapun terkait ini. Ia tidak pernah mengklaim dirinya Al Mahdi.
Beberapa orang yang bertabayun bersama dr. Jaya mencoba memancing memanggil Muhammad Qasim dengan sebutan “Mahdi.. Mahdi..” seraya mengulurkan tangan tanda baiat. Justru Muhammad Qasim balik badan meninggalkan mereka.
Beberapa pembicaraan dengan Qasim mengenai mimpi-mimpi beliau maka Qasim bercerita begitu luarbiasa dan seakan tidak bosan-bosan. Ia akan menjawab seluruh pertanyaan mimpinya yang pernah dialami. Berbeda ketika pertanyaan mereka soal presiden Indonesia, Muhammad Qasim menjawab tidak tahu karena tidak ada dalam mimpinya. Inilah bukti ia tidak berbohong. Berbeda ketika mereka menanyakan tentang Tayyeb Erdogan Presiden Turkey, Muhammad Qasim menerangkan detail di mimpi-mimpinya, dan dinilai oleh tim yang bertabayun bahwa cerita mimpi Muhammad Qasim sesuai dengan kenyataan yang sedang berlangsung di negara Turkey.
Ada kejadian penting saat hari-hari rencana kepulangan rombongan dr. Jaya ke Indonesia. Mereka sempat ditegur karena belum melakukan wawancara dan rekaman. Muhammad Qasim berkata bahwa kedatangan mereka ke Lahore hanya jalan-jalan dan tidak fokus penyebaran berita mimpi, maka jangan datang lagi bertemu Qasim.
Inilah sedikit bukti bahwa Muhammad Qasim tidak berbohong. Ia tidak punya keinginan menjadi siapa pun. Ia tidak ingin menjadi orang yang ada di dalam mimpinya. Qasim hanya ingin menjadi teman dari Khataman Nabi Muhammad ﷺ dan menyampaikan pesan mimpi dari Allah ﷻ yaitu jauhi bentuk-bentuk syirik modern. Demikian yang disampaikan oleh Dr. dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes MARS.