Jokowi, Gibran adalah Anugerah, Takdir dari Allah SWT bagi Indonesia, Transisi Menuju Masa Penghujung Zaman

Jokowi, Gibran adalah Anugerah, Takdir dari Allah SWT bagi Indonesia, Transisi Menuju Masa Penghujung Zaman

Oleh: Dr.dr.H.Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS

Takdir yang telah ditetapkan Allah ﷻ tersimpan dalam Ummul Kitab atau Lauhul Mahfudz, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya melalui Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 39:

يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ

Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfuzh).” (QS Ar-Ra’d: 39).

Dalil tentang Takdir dalam Al-Qur’an

1. Surat Al-An’am Ayat 59

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).” (QS Al-An’am: 59).

2. Surat Yunus Ayat 61

وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوا۟ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرَ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh).” (QS Yunus: 61).

3. Surat Al-Hadid Ayat 22

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al-Hadid: 22).

4. Surat Al-Hajj Ayat 70

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS Al-Hajj: 70).

5. Surat At-Talaq Ayat 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At-Talaq: 3).

6. Surat Al-Furqan Ayat 2

ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا

Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al-Furqan: 2).

7. Surat Al-A’la Ayat 1-3

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى. ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ. وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS Al-A’la: 1-3).

Dalil tentang Takdir dalam Hadits Rasulullah ﷺ

1. Hadits Pertama

Ibnu Rajab menukil dari Shahih Muslim bahwasannya disebutkan hadits dari Abdullah bin Amr RA dari Rasulullah ﷺ yang bersabda:

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim No. 2653).

2. Hadits Kedua

Dalam Shahih Muslim juga disebutkan hadits dari Jabir RA bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ:

“Wahai Rasulullah, perbuatan hari ini sesuai dengan apa? Apakah sesuai dengan sesuatu yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir berlangsung dengannya ataukah sesuai dengan sesuatu yang akan datang?”

Nabi ﷺ menjawab “Tidak, namun sesuai dengan apa yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir telah berlangsung.”

Orang tersebut berkata, “Kalau begitu, untuk apa perbuatan itu?” Nabi ﷺ lalu bersabda, “Berbuatlah kalian, karena segala hal dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya.” (HR Muslim No. 2648).

3. Hadits Ketiga

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit RA, Nabi ﷺ pernah bersabda:

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah pena kemudian Allah berfirman (kepada pena), ‘Tulislah.’ Lalu sejak saat itu, terjadilah sesuatu sejak ditakdirkan hingga Hari Kiamat.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).

Kata-kata Nasihat Ali bin Abi Thalib RA untuk memotivasi kita.

1. “Hidup ini adalah perjalanan takdir, janganlah menyalahkan orang lain jika takdirmu kurang baik.”

2. “Setiap takdir dapat berubah jika kita berbuat baik dan berdoa kepada Tuhan.”

3. “Takdir adalah jalan yang Tuhan tetapkan untuk kita, jadi jalanilah dengan ikhlas.”

4. “Tidak ada yang bisa mengubah takdir, tapi kita bisa mengubah cara kita meresponsnya.”

5. “Jadilah pribadi yang tenang menghadapi takdir, agar hidupmu tidak dipenuhi dengan kegelisahan.”

6. “Takdir datang seakan tidak sempurna, tapi kita yang membuatnya sempurna dengan sikap positif.”

7. “Terimalah takdirmu dengan rendah hati, karena kehidupan ini adalah perjalanan yang terus berubah.”

8. “Takdir adalah cermin dari diri kita sendiri, jika ingin berubah, maka perubahan itu harus datang dari diri kita.”

9. “Hidup ini singkat, jangan sampai terbuang karena terlalu sibuk mencela takdir.”

Pembukaan

Pelajaran Takdir Pertama Iblis yang Terkutuk dan Malang

Ketika Iblis protes dan tidak bersujud kepada Adam AS, maka gugurlah semua amal ibadah dan totalitas pengabdian yang telah dilakukan ribuan tahun karena tidak mau menerima takdir Allah ﷻ. Semua amalan tertolak karena menentang perintah dan keputusan Allah ﷻ. Berbeda dengan Malaikat yang awalnya memprotes dan pada akhirnya para Malaikat bersujud di hadapan Adam AS karena Allah ﷻ telah membuat rencana terhadap alam ini dan mereka tidak mengetahui apa-apa yang telah ditakdirkan kepada mereka.

Allah ﷻ berfirman,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ – 30

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak mengetahui” ( QS. Al Baqoroh; 2:30).

Iblis adalah Ahli Ibadah dan Sombong

Siapa yang bisa menandingi ibadah ritualnya iblis kepada Allah ﷻ? Mereka totalitas kepada Allah ﷻ. Hanya karena satu ujian, dengan kesombongannya kepada Allah ﷻ, Iblis tidak menerima takdir, tidak ridho atas ketetapan Allah ﷻ pada akhirnya mereka terlempar dari rahmat Allah ﷻ.

Firman Allah ﷻ surat al Hijr:

Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Dia (Allah) berfirman, “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat.” ”(QS. Al Hijr [15]: 33-39)

Sekalipun Iblis memiliki ketaatan kepada Allah ﷻ, namun kesombongannya membuatnya menjadi penghuni neraka. Makhluk tidak pantas menyandang kesombongan karena semua kelebihan dalam diri makhluk merupakan karunia dari Allah ﷻ. Manusia pun demikian ketika mereka mempunyai sifat kesombongan maka mereka akan terlempar dari rahmat Allah ﷻ.

Syeh Muhammad bin Abdul Karim dalam “Mausuah al-Kisanzan” mengutip perkataan Syeh Muhammad bin Ali al-Ilmi mengatakan bahwa sumber kesombongan berawal ketika merasa dirinya lebih hebat, sifat keakuannya masih sangat melekat dalam badannya.

“Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al Araf ayat 12)

Ikhlas Menerima Takdir

Namun jika kita ikhlas berpijak di tempat dan momentum yang Allah ﷻ beri serta dengan ridho dari apa yang telah Allah ﷻ karuniai, bersyukur atas apa yang ada sampai saat ini dalam posisi dan keadaan situasi bagaimanapun. Maka ridho Allah ﷻ akan menyertai kita untuk melangsungkan kehidupan kita.

Bersyukur dengan Ketetapan Allah

Ketika umat Islam Indonesia dan dunia ini telah mengaplikasikan ridho atas ketetapan Allah ﷻ, maka akan terciptanya hati yang senantiasa ikhlas pada setiap ketentuan Allah ﷻ. Kita akan menjadi hamba Allah ﷻ yang dimuliakan Allah ﷻ karena mendapatkan ridho-Nya. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah ﷻ yang pandai bersyukur atas nikmat dengan segala takdir-Nya.

Terpilihnya Jokowi dan Putranya Gibran sebagai Pemimpin Indonesia adalah Ketetapan Allah ﷻ

Tahun 2014 Bapak Presiden Jokowi adalah hasil pemilu 2014, terlepas kontroversi yang ada. Ini adalah bentuk ketetapan-Nya. Ini adalah takdir bagi bangsa Indonesia dan Nusantara. Apakah kita sangsi bahwa ini satu kebetulan? Tentu tidak!! Mengapa kita ragu-ragu untuk menerima hasil ketentuan Allah ﷻ atas bangsa ini? Dari 2014 lima tahun berlalu, tahun 2019 pun Jokowi terpilih kembali sampai tahun 2024. Lanjut Pemilu 2024 – 2029 putra Bapak Jokowi menjadi Wakil Presiden yaitu masbro Gibran Rakabuming Raka. Maka inilah ketetapan Allah ﷻ yang telah ditulis dalam Loh Mahdudz. Lalu mengapa kita tidak ikhlas atas takdir ini? Jangan-jangan kita punya sifat sombong? Ya Allah jauhkan sifat sombong di hati kita, sebagaimana Iblis “laknatullah alaih” na’udzubillah min dzalik.

Hikmah dan Anugrah Allah ﷻ

Sebagaimana jawaban Allah ﷻ atas penciptaan manusia, Allah ﷻ maha mengetahui apa yang direncanakan-Nya, Dia mengetahui apa-apa yang tidak diketahui makhluk-Nya.

Dunia ini pasti ada akhirnya, dan umur umat manusia pun ada masanya. Ibarat umur manusia, umur umat beriman telah memasuki umur lanjut usia. Dalam beberapa Hadis Nabi, umur tercatat adalah 1500 tahun sejak Nabi hijrah maka terhitung tahun 2055 adalah batas akhir. Sehingga kita mulai menghitung mundur waktu [pendapat al Hafiz Ibnu Hajjar Asqolani, Jalaluddin Asysyuyuti, dan Ibnu Rabah al Hambali], dan mengambil hikmah yang sedang terjadi di tengah kehidupan bangsa dan negara kita.

Jokowi, Gribran adalah Ujian dan Anugerah, Bagimana Menyikapi Ujian dan Anugerah Bangsa Indonesia?

Ujian Atas Ketetapan Allah ﷻ

Ujian agar kita tidak menentang ketentuan Allah ﷻ bahwa Allah ﷻ telah memilih presiden dan keluarga Joko Widodo dari kalangan yang jauh dari hitungan standar pikiran kita [bebet, bibit, bobot]. Padahal Allah ﷻ yang maha tahu. Kita saja yang sok tahu [terutama bagi kaum sumbu pendek_red], maka dengan ujian kita diminta bersabar akan ketentuan ini, tidak ada kata menghujat, mencibir, nyinyir, mengolok-olok apalagi menghina. Sehingga kita tidak terjerumus kepada penghinaan kepada yang menentukan takdir yaitu Allah ﷻ. Berikan ruang mereka atas kehidupan dan komitmennya. Sehingga kita tidak jatuh dalam kesesatan dan kesombongan kepada Allah ﷻ.

Anugerah Besar Allah ﷻ

Pelajaran sangat berharga pada ketetapan Allah ﷻ. Keputusan – Nya pada ketetapan seorang pemimpin, bukan tergantung pilihan ulama, bukan pilihan orang pintar, bukan dari keturunan salah seorang para pahlawan, serta bukan dari banyaknya pendukung.

Hak Allah ﷻ itu mutlak tunggal kepunyaan-Nya, dan siapa-siapa yang dikehendaki-Nya itulah yang dipilih-Nya. Ini satu pelajaran dan anugerah kepada kita bahwa hari ini waktu tepat. Dunia sedang menunggu saat kemunculan utusan-Nya sesuai ditetapkan Allah ﷻ. Pelajaran anugerah besar ini sesuai hikmah besar pemimpin Indonesia saat ini sampai kedatangan pemimpin akhir zaman.

Hikmah Agung

Akan datangnya pemimpin akhir zaman ketika satu saat kemunculannya berasal dari kalangan orang bisa, bukan dari kalangan ulama, bukan dari kaum cendekia, bukan berasal dari trah tercatat dzuriat, tidak berpenampilan seperti “shaleh” [pake surban, berjubah, jenggot, banyak kelebihan].

Sebagaimana kehadiran Presiden dan Putranya di tengah kehidupan bangsa Indonesia, kemunculannya tidak bisa dihalangi [terpilih jadi Presiden dan Wakil], walaupun para habaib, ulama berkumpul tidak memilihnya. Beliau telah ditakdir memimpin.

Maka hikmah pelajaran ini berlaku pula pada saat Allah ﷻ memilih pemimpin akhir zaman. Takdir Allah ﷻ mutlak walaupun seluruh dunia menolaknya.

Al-Mubasyirat Tahun 2014

Takdir Yang Terakhir

Mengimani takdir “qodha dan qadar” adalah salah satu rukun iman. Bila kita tidak menerima ketentuan ini, maka kita dikategorikan tidak beriman / ingkar kepada Allah ﷻ. Bersabar atas ketentuan akan memberikan pelajaran dan hikmah yang besar. Telah datang al- mubasyirat tahun 2014 bersamaan pula waktu Bapak Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia, di Lahore ada Muhammad Qasim telah menyampaikan mimpi-mimpi ilahiahnya. Pelajari dengan mimpinya karena sarat dengan pelajaran yang sama dengan kehidupan kemunculan kepemimpinan di Indonesia. Pelajari dengan seksama berita akhir zaman. Dia bukan siapa-siapa, dia bukan orang dari kalangan penting. Tetapi Allah ﷻ menjaganya, memilihnya sebagai penyampai mimpi ilahiat “al-mubasyirat” sebagai bagian dari kehidupan takdir dan ketentuan-Nya.

Penutup

Percaya kepada Allah ﷻ yang telah menetapkan pemimpin Indonesia adalah ketentuan takdir-Nya. Ada hikmah atas ketentuan-Nya. Maka kita akan mendapatkan petunjuk menyongsong pemimpin akhir zaman.

Janganlah mengolok, nyinyir dan menentang kepemimpinannya karena di dalamnya ada anugerah Allah ﷻ yang maha merencanakan.

Selamat dan sukses Pak Jokowi. Selamat datang Pak Prabowo. Kita menuju takdir bersama di akhir Zaman.

Amin ya robb alamin

Wallohu a’lam bissawab

Al fakir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *