Sepulangnya Ustadz Chairullah dan Salman Alfarisi ke Kalimantan Timur, ada sedikit masalah yang terjadi di Pasuruan, Jawa Timur. Masalah itu berasal dari salah satu penceramah yang belum mempelajari mimpi Muhammad Qasim. Beliau belum membaca mimpi-mimpi Muhammad Qasim dari Pakistan, tetapi dengan lantang mengatakan bahwa di desanya telah dimasuki aliran sesat. Hal ini beliau sampaikan ketika mengisi acara di hari terakhir Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Bahkan, beliau memprovokasi untuk mendemo rumah salah satu Helper Muhammad Qasim di Pasuruan.
Pemerintah desa melarang aksi demo tersebut. Kebetulan pemerintah desa sudah mempelajari mimpi Muhammad Qasim, sehingga mengetahui bahwa tidak ada kesesatan dalam mimpi Muhammad Qasim. Mimpi Muhammad Qasim adalah kabar gembira dan peringatan dari Allah ﷻ untuk umat Islam bersiap-siap menghadapi akhir zaman.
Bahkan Rasullullah ﷺ pernah bersabda,
لم يبق من النبوة إلا المبشرات قالوا وما المبشرات قال الرؤيا الصالحة
“Tidak tersisa dari kenabian, kecuali kabar-kabar gembira.” Para sahabat bertanya, “Apakah hal yang menggembirakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mimpi yang baik.” (HR. Bukhari)
Muhammad Qasim bermimpi tentang hal-hal yang luar biasa tentang akhir zaman. Ratusan kali Muhammad Qasim mimpi bertemu dengan Rasulullah ﷺ. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ
مَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي اليَقَظَةِ، وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
“Barang siapa melihatku di dalam mimpi maka ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat menyerupaiku” (HR al-Bukhari)
Syekh Hasan Muhammad Syaddad dalam kitab Kaifiyah al-Wushul li Ru’yati Sayyidina ar-Rasul menyatakan bahwa hadist tersebut menegaskan bahwa orang yang bermimpi bertemu Nabi ﷺ, maka mimpinya adalah mimpi yang benar, bukan mimpi yang sebatas khayalan atau mimpi yang berasal dari bisikan setan.
Menanggapi anggapan bahwa mimpi Muhammad Qasim adalah sesat, Nurhuda dan KH Abdul Mannan, cucu KH Kholil Bangkalan, tidak tinggal diam. Mereka berkonsultasi dengan ulama dengan membawa kitab. Mereka menemui Ustadz Zen di Pasuruan, salah satu ulaman kharismatik di daerah tersebut.
Ustadz Zen berkata,
Jangan dibuat besar, mungkin dia ilmunya belum sampai situ. Kalau saya sih, percaya dengan mimpi. Karena nabi-nabi sebelumnya juga mendapat kabar dari mimpi.
Dalam Al Qur’an, Allah ﷻ menceritakan beberapa kisah tentang mimpi. Seperti kisah Nabi Yusuf ﷷ السلام, kisah penyembelihan putra Nabi Ibrahim عليه السلام, hingga kabar tentang Fathul Mekkah juga Allah ﷻ sampaikan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui mimpi.
Kemudian Ustadz Zen memberikan pesan,
Helpers Muhammad Qasim harus bisa menyampaikan dan bisa menyesuaikan cara berpakaian di tempat yang dituju. Karena pakaian bisa membuat orang menafsirkan yang bukan-bukan. Jadi, kalau Helpers Muhammad Qasim bisa menyesuaikan, pasti berita ini bisa diterima di segala penjuru.
Subhanallah….semoga tetap Istiqomah bersama pejuang akhir zaman….benar kata ustadz Zen….kita harus bisa menyesuaikan diri dengan warga setempat….( Mengerti cara berpakaian dg warga setempat ) agar tdk sering timbul masalah dg yg blm faham.Selalulah memohon perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT dalam setiap langkah kita. Jangan tinggikan keakuan diri. Kita ini hanya menjalankan titah Allah SWT.
Aamiin ya Alloh