Oleh-oleh dari Kalimantan

Berawal dari mimpi yang ditakwilkan ustadz ahli takwil Kalimantan pada (06/05/2022), kedatangan Helpers Muhammad Qasim akhirnya terealisasi pada Kamis (15/09/2022). Tiga orang datang di kediaman penulis di Jepara. Satu orang dari Jawa Timur, sedangkan dua orang lainnya dari Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

Dalam kunjungan tersebut, terjadi diskusi yang menarik. Bro Nurhuda dari Pasuruan mengemukakan kekhawatiran terkait huru-hara akhir zaman. Helper yang telah mengenal Muhammad Qasim sejak 2016 ini, menyimpulkan bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada mimpi Muhammad Qasim yang akan Allah ﷻ selamatkan dari fitnah akhir zaman.

Sedangkan bro Salman Alfarisi, mendiskusikan masalah geopolitik dunia yang berkorelasi dengan mimpi Muhammad Qasim. Keturunan Tionghoa ini yang ternyata seorang ahli sejarah dan budaya, lebih mendominasi percakapan. Tuan rumah yang juga pengamat berita-berita politik, tampak bersemangat karena sesuai dengan apa yang diajarkan di kelas kepada mahasiswa.

Sementara itu, Ustadz Chairullah yang memimpin kunjungan, lebih banyak menyimak dan hanya menjawab ketika tuan rumah melempar pertanyaan. Sang Ustadz menceritakan beberapa hal terkait hasil tabayunnya selama berada di Pakistan bertemu langsung dengan Muhammad Qasim. Seperti yang telah disampaikan dalam artikel berjudul Pulang Bertabayyun, Diskusi 3 Hal Bersama Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Kaltim .

Salah satu hal penting yang disampaikan adalah mengenai perintah hijrah ke Pakistan. Muhammad Qasim menyampaikan bahwa saat ini, Allah ﷻ belum memerintahkan untuk berhijrah sekarang. Hal ini sangat sesuai dengan logika tuan rumah. Meskipun memiliki latarbelakang pendidikan dari ilmu sosial, tetapi logika berpikir kritis lebih diutamakan. Apalagi didukung pula oleh pengalaman kerja dan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Berbeda dengan penulis yang memiliki latar belakang eksakta, tapi lebih cenderung memakai perasaan daripada logika.

Kunjungan yang cukup akrab akhirnya ditutup karena Ustadz Chairullah tergesa-gesa untuk pulang ke Kalimantan. Ketiga tamu istimewa diantar sampai ke Menara Kudus.

Dalam perjalanan, diskusi masih berlanjut. Bro Nurhuda yang menjadi helper Muhammad Qasim yang paling lama di antara kami mengingatkan pentingnya melaksanakan perintah dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Yaitu Iqra’, bacalah. Ayat inilah yang harus benar-benar diterapkan kalau ingin selamat di akhir zaman, yaitu membaca mimpi-mimpi Muhammad Qasim.

Ustadz Chairullah dan bro Salman Alfarisi juga menyampaikan bahwa dakwah mimpi Muhammad Qasim itu menyatukan golongan-golongan. Berbeda dengan pulau Jawa yang hanya didominasi oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, di Kalimantan, golongan keagamaan lebih banyak dan lebih riskan. Dari pengalaman dakwah selama di Kalimantan, baru dakwah mimpi Muhammad Qasim yang bisa menyatukan golongan-golongan. Karena isinya tentang tauhid. Muhammad Qasim lah yang nantinya akan menyatukan firqoh-firqoh yang ada dalam Islam hingga mencapai kembali kejayaannya.

Karena tidak sempat berfoto, oleh-oleh yang dibawa dari hutan Kalimantan cukup untuk mewakili sebagai bukti dokumentasi.

Terima kasih madunya ya.

Satu hal yang menarik, bahwa kunjungan helpers Muhammad Qasim ini adalah bagian dari mimpi tuan rumah yang menjadi nyata. Bagian berikutnya akan menjadi indah. Insyaallah.

Jadi, masih tidak percaya kalau mimpi berasal dari Allah ﷻ? Kisah ini adalah salah satu bukti bahwa Allah ﷻ bisa saja memberikan petunjuk melalui mimpi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *