Aktivis Jamaah Tabligh dari Riau Percaya Al-Mubasyirah yang Dibawa Muhammad Qasim

Aktivis Jamaah Tabligh dari Riau yang bernama Ustadz Sofyan Nor percaya Al-Mubasyirah yang dibawa oleh Muhammad Qasim. Ustadz Sofyan Nor mendapatkan berita ini dari salah satu aktivis Jamaah Tabligh dari Bekasi yang juga seorang Helper Muhammad Qasim. Ustadz Nurochim menerangkan mimpi-mimpi Muhammad Qasim dan memberikan sebuah buku untuk dipelajari. Buku itu berjudul “ALLAH ﷻ DAN MUHAMMAD ﷺ DI DALAM MIMPIKU”.

Al-Mubasyirah atau kabar gembira yang diterangkan oleh Rasulullah ﷺ adalah mimpi baik yang merupakan 1/46 bagian dari kabar kenabian. Di kalangan Jamaah Tabligh sendiri sangat mempercayai adanya Al-Mubasyirah ini. Bahkan kisah awal berdirinya Jamaah Tabligh adalah dari Al-Mubasyirah yang dibawa oleh Maulana Ilyas Rahmatullah alaih. Beliau adalah keturunan Abu Bakar. Beliau mendirikan Jamaah Tabligh dari mimpi beliau bertemu dengan Rasulullah ﷺ. Maulana Ilyas Rahmatullah alaih mendapatkan bimbingan langsung dari Rasulullah ﷺ bagaimana membentuk Jamaah Tabligh sehingga jamaah ini dapat tersebar ke seluruh dunia.

Ustadz Nurochim sebagai aktivis Jamaah Tabligh sangat mempercayai Al-Mubasyirah yang dibawa oleh Muhammad Qasim. Apalagi beliau pernah mendengar satu kejadian di tahun 1976 di Lahore, Pakistan. Kejadian inilah yang menjadi salah satu alasan yang membuat Ustadz Nurochim gigih menyebarkan mimpi-mimpi Muhammad Qasim. Peristiwa apakah itu?

Ketika masih tinggal di Batam bersama istri mengikuti program Jamaah Masturah, Ustadz Nurochim bertemu dengan Abdul Aziz. Abdul Aziz mendapatkan cerita tentang kejadian di Lahore, Pakistan pada sekitar tahun 1976 dari Jamaah Pakistan yang datang ke Batam. Berikut ini kisahnya.

Pada tahun 1976, Jamaah India yang kebanyakan terdiri dari Amir-Amir mengadakan jaulah di Lahore, Pakistan. Mereka membentuk 2 tim, ada yang di masjid dan ada yang di luar masjid. Mereka bergerak sekitar 30 menit sebelum Magrib. Tim yang berada di luar masjid berkeliling menjumpai saudara muslim dari rumah ke rumah mengetuk pintu. Setelah bergerak, tiba-tiba seorang yang bertugas sebagai penunjuk jalan menjumpai laki-laki yang berdiri di depan rumah menggendong bayi berusia sekitar 7-8 bulan.

Mutakallim (sang juru bicara) dipersilakan oleh penunjuk jalan untuk berbicara pada laki-laki yang menggendong bayi tersebut. Setelah mutakallim menyampaikan tentang iman, kebesaran Allah ﷻ, mengajak ke masjid kemudian mutakallim menyelesaikan pembicaraannya. Tiba-tiba Amir (pemimpin rombongan) mendekati laki-laki yang menggendong bayi dan berkata “Ini adalah Muhammad bin Abdullah” sambil menunjuk bayi yang digendong dan menepuk pundak laki-laki yang menggendong bayi tersebut.

Mendengar apa yang dibicarakan oleh sang Amir, serombongan Jamaah Tabligh tersebut mengetahui maksud dari sang Amir bahwa bayi itu adalah calon Imam Mahdi. Satu jamaah percaya kepada Amir tersebut karena beliau adalah orang yang memiliki banyak ilmu dan ahli makrifat kepada Allah.

Mendengar kisah ini, Ustadz Nurochim berkata dalam hati, “Nanti kalau ada sesuatu yang datang dari Lahore, maka saya akan mengaitkan berita tersebut dengan peristiwa Amir ketika Jaulah.”

Kemudian pada akhir tahun 2021 mendekati awal tahun 2022, Ustadz Nurochim melihat di YouTube mengenai Muhammad Qasim. Beliau menonton video Arif dari Brunai Darussalam yang menjelaskan mengenai Muhammad Qasim, seorang pemuda dari Lahore Pakistan yang memiliki mimpi-mimpi ilahiah. Kemudian Ustadz Nurochim mencari berita lain, dari beberapa orang mengenai Muhammad Qasim. Ada pertanyaan dalam hati Ustadz Nurochim, apakah pemuda ini adalah bayi yang ditemui oleh sang Amir pada saat jaulah di Lahore tahun 1976?

Setelah mempelajari pengalaman-pengalaman dari para Helpers Muhammad Qasim, Ustadz Nurochim bertambah keyakinan bahwa Muhammad Qasim adalah mujadid terakhir. Karena saat ini Jamaah Tabligh berusia 97 tahun. Tiga tahun lagi kemungkinan akan dibaiat Mujadid baru. Sebab Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa Allah ﷻ mengutus seseorang setiap 100 tahun sekali untuk menjadi mujadid. Muhammad Qasim juga membawa Al Mubasyirah sebagaimana Maulana Ilyas Rahmatullah alaih juga mendirikan Jamaah Tabligh berdasarkan Al Mubasyirah yang diterimanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *