Syaikh Ibrahim Khawwas Rahmatullah alaihi berkata, ketika aku berjalan melalui sebuah hutan, aku berjumpa dengan seorang pendeta Nasrani yang menggunakan zinar (tanda kependetaan) di pinggangnya dan aku menerimanya (banyak kejadian dalam sejarah para Rahib zaman dahulu berkhidmat kepada para tokoh muslim). Setelah berjalan selama tujuh hari tujuh malam tanpa makan, maka pendeta itu pun berkata wahai Muhammadi, karena sudah berhari-hari kita tidak makan, maka tunjukkanlah kedekatanmu (karomah ) dari Tuhanmu. Aku pun memohon kepada Allah, “Ya Allah janganlah engkau permalukan aku di hadapan orang kafir ini.”
Seketika itu aku melihat sebuah piring berisi roti, daging panggang, kurma dan satu kendi air. Kami memakan dan meminum hidangan itu kemudian melanjutkan perjalanan setelah berjalan selama berhari-hari. Cepat-cepat aku berkata kepadanya sebelum dia memintaku lagi, “Wahai Rahib, kini gilaranmu untuk meminta.” Ia pun berdiri dan bersandar di tongkatnya dan mulai memohon. Tiba-tiba dua buah piring muncul berisi makanan dua kali lipat banyaknya daripada yang pernah aku mohon. Aku merasa malu. Wajahku berubah menjadi pucat dan bingung sehingga aku menolak untuk memakan dan meminum hidangan tersebut. Pendeta itu terus mendesakku untuk memakannya. Namun dengan meminta maaf, aku menolaknya. Ia pun berkata, “Terimalah makanan ini. Aku akan memberimu kabar baik. Kabar baik tersebut adalah:
Pertama aku telah menerima agamamu.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ
Sambil mengucapkan demikian dia memutuskan tali zinar di pinggangnya dan melemparkannya jauh-jauh.
Kedua aku telah memohon kepada Allah untuk makanan kita dengan berkata,
Ya Allah, jika pengikut Nabi Muhammad ini memiliki ketinggian di sisimu, maka anugrahkanlah makanan kepada kami.
Itulah sebabnya aku memeluk agama Islam.”
Setelah peristiwa itu, kami makan dan minum bersama lalu melanjutkan perjalanan. Kemudian tibalah kami di Makkah Al-Mukarramah dan melaksanakan haji. Saudara muslimku yang baru, tinggal di Makkah dan wafat di sana. Semoga Allah ﷻ mengampuninya.
Di dalam kitab-kitab sejarah, banyak sekali tertulis kisah-kisah tentang orang kafir yang masuk Islam.
Hikmah :
1. Terkadang Allah ﷻ memberikan rizki kepada seseorang karena kesholihan orang lain. Tetapi karena kebodohannya dia menyangka bahwa itu dari hasil kerja kerasnya sendiri.
2. Banyak dalam hadis menyebutkan bahwa banyak orang yang dikaruniai rizki dengan keberkahan orang-orang lemah dan uzur di kalangan mereka.
3. Terkadang orang kafir dilimpahi keistimewaan karena keberkahan orang beriman. Termasuk masih berjalan normalnya dunia ini karena masih adanya orang-orang beriman.