Oleh: Dr.dr.H. Jaya Mualimin, SpKJ.M.Kes.MARS
Islam yang Murni akan Kembali ke Madinah
Islam yang murni akan kembali ke kota Madinah Al Munawarah. Bukan ke Yaman, Turki, Cairo, apalagi ke Maroko atau ke Timur Jauh.
Apa makna Sabda Nabi ﷺ berikut ini?
إن الإيمان ليأرز إلى المدينة كما تأرز الحية إلى جحرها
”Sesungguhnya keimanan akan bersarang ke Madinah sebagaimana ular bersarang ke dalam lubangnya (sarangnya).”
Salah satu tafsir hadis yang paling relevan menurut penulis adalah dari Imam Badruddin Al-Ainy dalam kitabnya ‘Umdatul Qary Syarah Sahih Al Bukhari:
Saya mengatakan hadis ini menceritakan tentang keimanan di zaman Nabi ﷺ, Khulafaur Rasyiddin sampai kurun abad ke-3 selama 90 tahun. Ada pun setelah itu, maka telah berubah keasliannya dan banyak perkara baru, terutama di zaman milenial ini, zaman kita sekarang ini yang sudah tidak menjadi rahasia lagi (‘Umdatul Qary syarah Shahih al Bukhari jilid 10, hal 240).
Hidup di dunia ternyata hanya sebuah drama dan permainan yang diperankan oleh manusia. Siapa yang memilih kebaikan maka ia akan selamat, sebaliknya siapa yang memilih keburukan maka ia akan celaka di akhir masanya kelak.
Kehidupan silih berganti dari masa ke masa, tahun berganti tahun, abad berganti abad dan peradaban berganti peradaban. Telah berlalu sebuah cerita peri kehidupan banyak dan beribu berjuta kehidupan. Tidak didapatkan manusia akan menjadi Malaikat atau bahkan mencapai Tuhannya. Setiap manusia akan mengalami kematian dan berganti kehidupan baru yang nyaris sama seperti kehidupan yang lalu. Tidak lebih, hanya susananya saja yang berbeda: dilahirkan, remaja, dewasa, tua dan tutup usia.
Rasulullah ﷺ telah diperlihatkan segala rahasia semesta, baik dzohir dan bathin, semua alam. Karena kekasih dari yang maha kasih dan manusia yang telah menembus segala alam, sehingga tidak ada lagi yang terhalang dari rahasia waktu dan materi di dunia maupun alam yang lainnya. Tidak terkecuali waktu masa depan sampai manusia akan mencapai saatnya ketika dunia dan segala isinya akan hancur lebur dalam peristiwa yang besar yaitu kiamat.
Saat Islam telah sampai di ujung Timur dan Barat setelah kekuasaan khalifaturasyiddin berakhir, maka pergolakan dan fitnah kekuasaan menjadi puncaknya dengan mengorbankan putra-putra terbaik Islam dan sahabat mulia. Qadaralullah, Allah ﷻ memilih bani Umayah Abdusyam yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan untuk menjadi pemimpin.
Ada peristiwa penting yang telah tercatat dalam sejarah. Entah ini adalah peristiwa lain yang tak berhubungan atau hanya peristiwa biasa saja, yaitu; tiga pembunuhan pemimpin Islam serentak pada waktu subuh di malam yang sama oleh kaum dzalim, dzindik dan awam yaitu:
1. Sahabat mulia Amru bin Ash, Gubernur Mesir, tapi tidak berhasil karena ia batal menjadi imam subuh karena beliau sakit, sehingga yang terbunuh pengganti imam shalat.
2. Sahabat Muawiyah bin Abu Sufyan, ia mendapat luka yang parah karena pada saat menjadi imam subuh dapat mengelak hanya luka di perut. Luka ini yang menyebabkan ia tidak lama memerintah menjadi khalifah.
3. Sahabat mulia Ali bin Abi Thalib, ketika itu terbunuh saat menjadi imam subuh.
Pembunuhan tiga tokoh sentral kekuasaan ini mungkin sebagai akibat berlarut-larutnya masa fitnah yang panjang saat itu atau mungkin disebabkan karena kesimpulan yang sempit umat yang penuh kedengkian terhadap keadaan kondisi terjadi fitnah dimana-mana. Peristiwa ini sudah terjadi dan Ali bin Abi Thalib yang telah Allah ﷻ takdirkan wafat sedangkan Muawiyah bin Abi Sufyan masih memerintah menjadi Gubernur Syam menjadi cikal bakal pemerintahan Islam ke depan yang dikenal sebagai bani Umayyah. Sedangkan Amru bin Ash tidak punya keinginan menjadi pemimpin umat.
Telah berlalu dan berlaku kekuasaan bani Umayah selama 200 tahun lebih ketika masa awalnya terjadi pergolakan yang sangat luar biasa peralihan keluarga Bani Hasyim kepada keluarga bani Abdu Syam. Hasyim dan Abdu Syam adalah kakak beradik dari ayah yang bernama Abdul Manaf. Walaupun Abdu Syam adalah kakak Hasyim, karena senang berburu di hutan tidak mengurusi masyarakat Quraisy pada saat itu maka kekuasaan mengurus Kabah dan jamaah haji diserahkan ke adiknya, Hasyim, karena ia punya talenta mengelolanya. Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Abdu Syam bin Abdul Manaf adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang telah menjadi sahabat mulia yang telah ikut berjuang bersama Islam. Termasuk Abu Sufyan, ayahanya yang masuk Islam saat penaklukan Makah dan sebagai simbol Makkah saat itu.
Seolah-olah perpindahan kekuasaan dari bani Hasyim kepada bani Umayyah (keturunan Abdu Syam) menjadi ketetapan dari Allah ﷻ dan Islam lebih berkembang jauh sampai ke Negeri Hind dan Sind (Hindia dan Cina). Masa itu berlalu ketika kekuasaan telah Allah ﷻ tetapkan, muncul keluarga Bani Muthalib, dari keluarga Muhammad bin Ali bin Abi Thalib bin Al- “Hanafiah”. Bersama Ali bin Abdullah bin Al-Abbas bin Abdul Muthalib. Gerakan Dakwah Abbasiyah sebagai gerakan yang muncul pada awal abad ke-7 Masehi, sebagai cikal bakal kekhalifahan Islam terbesar sehingga Islam sampai di hampir 1/2 dunia dengan masa keemasannya. Masa 508 tahun lamanya Bani Abbasyiah memerintah dan saat itu keluarga Bani Muthalib diberikan kekuasaan sampai pada akhirnya menyerah kepada serbuan bangsa Mongol tahun 1258 M dan berakhir masa kekuasaan Quraisy memimpin Dunia Islam (Bani Umayyah & Bani Abasyiah). Beberapa kekuasan Islam masih ada tetapi sudah diambil oleh bani lainnya termasuk Bani Usmaniyah dari bangsa Turki dan bangsa lainnya. Kekuasaan Turki Usmani telah menjadi negara Modern mengakhiri hegemoni Islam selama hampir 700 tahun. Tahun 1914 Turki Usmani kalah dalam perang dunia I dan 1924 kekuasaan Turki Usmani telah berakhir dan kekhalifahan berganti menjadi negara nasionalisme Turki.
Tahun 1924 sampai dengan kurun waktu 1000 tahun, yaitu 2024, menjadi momentum sangat penting, mengingat semua kekuasaan dunia tidak ada yang lebih panjang dari 100 Abad, dan setiap 100 tahun ada pembaharuan dalam agamanya. Maka momentum ini ditunggu-tunggu oleh masyarakat dunia akan ada perubahan yang sangat radikal dalam kekuasaan di dunia ini. Tanda-tanda Nubuwat Rasulullah ﷺ telah lengkap dan sempurna, seperti sabda Nabi ﷺ:
”Sesungguhnya keimanan akan bersarang ke Madinah sebagaimana ular bersarang ke dalam lubangnya (sarangnya).”
Mimpi Muhammad Qasim Pemuda Al Mubasyirat
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum
Dalam mimpiku pada tahun 2014, aku baru saja selesai mandi, memakai pakaian baru dan kemudian pergi ke taman. Aku melihat gerbang utama terbuka. Nabi Muhammad ﷺ berada di sana dan dia terlihat cemas. Nabi Muhammad ﷺ berjalan kesana-kemari dengan cemas dan aku tidak tahan (melihatnya seperti itu) lalu datang berdiri di sampingnya, siapa tahu ada masalah yang ingin Baginda ﷺ sampaikan padaku.
Nabi Muhammad ﷺ berkata, “Wahai Qasim, aku sedang menunggumu maka datanglah kemari.” Nabi Muhammad ﷺ berjalan di depanku dan aku mengikutinya dari belakang. Dan Rasulullah ﷺ membawa aku jauh ke suatu tempat dan terdapat bangunan yang besar di sana. Rasulullah ﷺ membawa aku masuk ke dalam dan beliau bersabda:
“Anakku, lihatlah, ini adalah bangunan Islamku. Pemimpin-pemimpin yang bekerja di dalamnya tidak berlaku adil pada-ku dan Islamku dan orang-orang ini membentuk kelompok-kelompok dan banyak di kalangan mereka menjadi hamba orang-orang kafir. Karena pemimpin-pemimpin bangunan ini tidak bekerja dengan ikhlas, mereka tidak peduli dengan orang miskin dan mereka juga tidak berlaku adil. Bahkan, akibat dari hal ini pun telah sampai kepada orang-orang di bawah mereka. Semua orang mengikuti jejak para pemimpin itu atau terpaksa mengikuti jejak mereka. Terdapat banyak huru-hara dan ketidakadilan dimana-mana dan karena ini, Islamku telah dihina di seluruh dunia.”
“Sesungguhnya aku ingin menjadikanmu pemimpin bagi umatku karena engkau berlaku ikhlas padaku dan engkau melakukan pekerjaanmu dengan adil tanpa meminta bantuan kepada siapapun kecuali Allah ﷻ dan engkau akan memberikan harta kepada mereka yang membutuhkan dan menyebarkan keadilan.”
“Dan efek dari semua itu akan sampai kepada semua orang biasa dan semua orang akan merasa gembira. Kedamaian tersebar dimana-mana dan seluruh dunia akan melihat bahwa inilah Islam yang sebenarnya.” Lalu Qasim berkata,“sesuai perintahmu.”Setelah mendengar hal ini, Nabi Muhammad ﷺ menjadi sangat gembira dan berkata, “Wahai anakku, janganlah takut kepada sesuatu apa pun karena Allah ﷻ bersama denganmu dan Allah ﷻ berjanji kepadaku bahwa Dia tidak akan pernah sekalipun meninggalkanmu sendiri.”
Menunggu Pemimpin Akhir Zaman
Pemimpin akhir zaman yang sedang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat manusia, kemunculannya akan ada peristiwa luar biasa dengan perang dan huru-hara sehingga populasi manusia akan sangat berkurang sekali. Berkurangnya populasi manusia itu bisa karena meninggal akibat perang, huru-hara atau penyakit.
Masa-masa itu telah disampaikan oleh Nubuwat Rasul ﷺ dan kita sedang menunggu-nunggu kedatangannya. Bukankah kita adalah golongan kaum yang menunggu-nunggu?
Allah ﷻ akan mengembalikan kekuasaan kepada Itrah Nabi melalui Fatimah yang pada awal kekuasaan Muawaiyah telah dikorbankan sebagai pahlawan syuhada dan kebaikan dan ketika kekuasaan sudah sampai puncak masa dan jauh mencapai tempat terjauh maka bani Hasan bin Fatimah binti Muhammad Rasulullah ﷺ akan membawa kumurnian Islam ke ibu pertiwi Madinatul Munawarah kelak yang sedang ditunggu-tunggu.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ تَرَبَّصُوْا فَاِ نِّيْ مَعَكُمْ مِّنَ الْمُتَـرَبِّصِيْنَ
qul tarobbashuu fa innii ma’akum minal-mutarobbishiin
“Katakanlah (Muhammad), “Tunggulah! Sesungguhnya aku pun termasuk orang yang sedang menunggu bersama kamu.”
(QS. At-Tur 52: Ayat 31)
Wallahu a’lam bil sawwab
Al fakir