Mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim Mirip dengan Kehidupan Mimpi Nabi Yusuf AS

Mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim Mirip dengan Kehidupan Mimpi Nabi Yusuf AS

Oleh: Dr. dr. H. Jaya Mualimin, SpKj, M.Kes, MARS

Cerita Allah ﷻ yang Sempurna

Allah ﷻ berfirman:

لَـقَدْ كَا نَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ ۗ مَا كَا نَ حَدِيْثًا يُّفْتَـرٰى وَلٰـكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

(QS. Yusuf 12: Ayat 111)

Semua kisah kehidupan makhluk-Nya akan berakhir pada masanya dan Allah ﷻ sebaik rencananya.

Mimpi Nabi Yusuf AS dan Qasim

Hampir selama hidupnya, Nabi Yusuf AS telah mengalami mimpi yang telah membimbingnya dalam kehidupan Nabi Yusuf AS ke depan sebagaimana dalam al-Quran kisah ini diabadikan dalam surat Yusuf surat ke-12 awal pertama mimpi beliau.

Allah ﷻ berfirman:

اِذْ قَا لَ يُوْسُفُ لِاَ بِيْهِ يٰۤاَ بَتِ اِنِّيْ رَاَ يْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّا لشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ رَاَ يْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf 12: Ayat 4)

Ayat ini yang mengawali mimpi pertama dan mengakhiri kehidupan nubuwatnya sebagaimana dalam ayat ke-100

Allah ﷻ berfirman:

وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًا ۚ وَقَا لَ يٰۤاَ بَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّا ۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْۤ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَآءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

“Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Yusuf 12: Ayat 100)

Mimpi-mimpi Nabi Yusuf AS berinteraksi ilahiyah dalam kehidupan mirip dengan kehidupan Muhammad Qasim bin Abdul Karim yang membimbing takdirnya dari awal mimpinya sampai di akhir hidupnya.

Pesan Abadi Jauhi Shirik

Kehidupan ditutup satu pesan yang sangat utama maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang Musyrik. (Jauhi syirik kepada Allah). Allah ﷻ berfirman:

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْۤ اَدْعُوْۤا اِلَى اللّٰهِ ۗ عَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَاۡ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗ وَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَاۤ اَنَاۡ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.

(QS. Yusuf 12: Ayat 108)

Allah ﷻ berfirman:

وَا تَّبَعْتُ مِلَّةَ اٰبَآءِيْۤ اِبْرٰهِيْمَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ ۗ مَا كَا نَ لَنَاۤ اَنْ نُّشْرِكَ بِا للّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ ذٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّا سِ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَشْكُرُوْنَ

“dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah karunia dari Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.””

(QS. Yusuf 12: Ayat 38)

Jalan utama adalah mengikuti jalan ini yaitu jauhi syirik dalam kehidupan ini. Pesan ini yang menjadi tema sentral kehidupan mimpi-mimpi Muhammad Qasim dan tidak ada lagi keraguan kita dalam kampanye menjauhi syirik dalam panduan langsung dari Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ dari kebingungan dan keragu-raguan pendapat dan perdebatan para ulama dan fukhoha.

Mimpi Pertama

Mimpi pertama Muhammad Qasim yang luar biasa, Qasim kecil menaiki tangga Kesultanan Mughal sampai puncak langit Al-Arsy (ketuhanan). Mimpi ini yang akan menjadi takdirnya kelak bagi kehidupannya.

Sebagaimana Nabi Yusuf AS setelah menginjak umur dewasa diberikan ilmu dan hikmah sebagaimana Allah ﷻ berfirman:

وَلَمَّا بَلَغَ اَشُدَّهٗۤ اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

(QS. Yusuf 12: Ayat 22)

Muhammad Qasim sudah dewasa telah melewati usia 40 tahun setelah menyampaikan mimpi-mimpinya seakan ilmu dan hikmah telah ditanamkan selama 38 tahun kehidupan dalam mimpi-mimpinya sampai saat ini.

Mimpi yang Nyata

Muhammad Qasim selalu membandingkan pengalaman dari kehidupan Nabi Yusuf AS.

Ketika Muhammad Qasim ditanya dan diejek oleh masyarakat, ia menjawab seperti jawaban Yusuf AS, sekiranya mimpi ini adalah kebohongan maka lihatlah semua mimpi yang lalu telah terjadi, maka pada mimpi masa depan akan terjadi dengan izin Allah ﷻ

Sebagaimana Yusuf AS menyampaikan takwil mimpi dua pelayan Raja tentang menu yang disajikan persis sama sebelum diberikan.

Allah ﷻ berfirman:

قَا لَ لَا يَأْتِيْكُمَا طَعَا مٌ تُرْزَقٰنِهٖۤ اِلَّا نَـبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيْلِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّأْتِيَكُمَا ۗ ذٰ لِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِيْ رَبِّيْ ۗ اِنِّيْ تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَهُمْ بِا لْاٰ خِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَ

“Dia (Yusuf) berkata, “Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua, aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada hari Akhirat,”

(QS. Yusuf 12: Ayat 37)

Khatimah

Semoga Allah ﷻ memberi hikmah dan pemahaman hakiki atas zaman yang sedang berubah.

Dan Allah ﷻ menjadi saksi sekalian manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *