Oleh: Dr. Jaya M. Munawwar Al Badri, SpKJ., M.Kes. MARS
Psikiater dan Pengkaji Mimpi
Latar Belakang
Peristiwa berulangnya satu kejadian dalam sejarah menjadi keniscayaan dan telah menjadi sunatullah dan ketetapan Allah ﷻ. Seakan-akan menjadi fenomena yang ajaib, penuh misteri. Hanya orang-orang yang mendapat petunjuk saja yang akan mengetahui tanda-tanda awalnya. Karena sebagian informasinya sudah disampaikan kabarnya melalui kitab-kitab terdahulu. Dan sabda para Nabi yang mengabarkannya. Dan sepertinya perubahan zaman ini akan menemui titik terangnya sebagaimana tiap-tiap zaman menjadikan seseorang yang akan menjadi calon pemimpin. Seseorang yang mendapat petunjuk dari Allah ﷻ melalui mimpi-mimpinya selama hidupnya dan selalu terjaga dari perbuatan maksiat dan jahiliah serta menjauhi perbuatan syirik.
Penulis akan mengabarkannya secara singkat dalam tulisan ini. Namun, sebelum membahas lebih lanjut, Penulis akan menceritakan terlebih dahulu/kilas balik kejadian penting kondisi sosial dan keagamaan. Sejak 1500 tahun yang lalu, sebelum Muhammad ﷺ dilahirkan, berita kedatangan pemimpin terbesar ini sering disebut “berita mesiah” tentang kelahiran Muhammad ﷺ, sebagai bagian dari berita mesiah dari kalangan Bani Israel, dari kaum Yahudi dan Nasrani. Bahkan beberapa dari kitab agama besar lainnya. Mereka yang mempelajari dan memahami isi al-Kitab Taurat, Injil, adalah para rahib atau pendeta sangat mengenal sosok nabi yang dijanjikan, seperti mereka mengenal anak kandungnya, dan mereka menunggu-nunggu kedatangannya, serta munculnya sang mesiah ini. Dengan ilmu dan pengetahuannya, para rahib dan pendeta dapat tepat dan akurat tahu kapan dan dimana lahirnya, ciri-ciri fisiknya, sifat dan perilakunya, serta perjalanan hidupnya.
Allah ﷻ berfirman: “Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil ! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang kan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. As-Saff 61: Ayat 6)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani terutama yang benar-benar mempelajari Taurat dan Injil sejatinya telah mengetahui Muhammad bin Abdullah adalah benar-benar utusan Allah. Hanya saja karena kedengkian hati dan kesombongan, mereka tak mau beriman kepada Rasulullah ﷺ. Orang-orang Yahudi dan Nasrani sangatlah jelas mengenal Rasulullah ﷺ, mengenal ciri, karakter dan sifat dari nabi akhir zaman yang dijanjikan sesuai dalam kitab Taurat dan Injil.
Allah ﷻ berfirman: “Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 146)
Berita “Mesiah”, Mengawali Kehadiran Pemimpin
Mesiah Kitab Terdahulu pra-Nabi Muhammad ﷺ
Jazirah Arab atau disebut Hijaz pada abad awal kelahiran Muhammad ﷺ dikelilingi oleh pengaruh yang berbeda, baik dari sisi intelektual, keagamaan maupun material, baik yang datang dari Byzantium, Suriah (Aramaik), Persia dan Abisinia, maupun yang datang melalui kerajaan Gassan, Lakhmi dan Yaman. Di satu sisi agama Kristen berhasil memantapkan kedudukannya di Najran, dan agama Yahudi di Yaman dan Hijaz . Keduanya tidak mempengaruhi hati orang-orang Arab Utara. Yang unik bahwa agama kuno yang berkembang di semenanjung Arab tampaknya telah mencapai titik puncak atau antiklimaks. Ketika ia tidak bisa lagi memenuhi tuntunan spiritual masyarakat dan dikalahkan oleh kelompok yang mengembangkan ajaran monoteisme kelompok yang menyebut dirinya kelompok Hanif (berasal dari Bahasa Aramik melalui orang-orang Nabasia). Umayyah Ibnu Abi Salt (w.624M) sepupu kedua dari jalur ibunda Nabi, dan Waraqah bin Naufal sepupu Istri Nabi termasuk dalam kelompok Hanif ini. Meskipun sumber lain menyebutkan Waraqah bin Naufal adalah pemeluk agama Kristen. Dari segi politik kehidupan nasional terorganisasi yang berkembang di Arab Selatan kini benar-benar terganggu. Akibatnya, muncul anarki dalam bidang politik dan keagamaan. Contoh serangan Raja Abrahah dari Selatan ke Makkah. Sebuah panggung sejarah yang unik telah dibuat Tuhan dan saat-saat kondusif secara psikologis telah siap untuk menyambut datangnya seorang pemimpin besar agama dan bangsa.
Penyampaian berita Mesiah sudah sering terdengar dari mulut ke mulut di kalangan bangsa Arab dari kaum Yahudi. Tidak terkecuali di kota Yatsrib walaupun pada awalnya belum menjadi perhatian dari bangsa Arab, baik suku Khajraz dan Aus disebabkan belum merasa ada kepentingan. Pada saat itu suku-suku bangsa Arab yang mendiami tanah Hijaz sibuk dengan pertikaian. Mereka saling bermusuhan yang dikenal sebagai “ayyam al-arab”, hari-hari orang Arab saling menyerang, dan permusuhan antar suku yang muncul karena persoalan sengketa ternak, padang rumput dan mata air. Persoalan ini sering memicu terjadinya perampokan, dan penyerangan. Yang menang akan munculkan tokoh pahlawan lokal yang akan dikenang dalam syair-syairnya. Termasuk dalam perang syair yang penuh dengan kecaman dari para penyair sebagai juru bicara antar suku yang bersengketa. Syair menjadi alat propaganda suku yang luar biasa berkembang. Bangsa Arab punya apresiasi yang tinggi terhadap ungkapan bernuansa sangat puitis, dan tema-tema ungkapannya sangat tersentuh oleh hiasan kata-kata indah, baik lisan maupun tulisan. Tidak ada bangsa di dunia yang menunjukan kehebatan dalam ungkapan dan apresiasi bahasa ini selain bangsa Arab. Nabi yang dilahirkan di Makkah dengan kondisi ummi menarik dianalisis, mengapa? Perang syair-syair, puisi dan prosa kepahlawanan menjadi “hari-hari orang Arab”. Tercatat dalam sejarah perang fisik pertama bangsa Arab adalah perang Basus selama 40 tahun, kemudian perang al-Ghabra, dan perang Antar. Sedangkan perang yang paling dikenal dalam buku-buku sirah adalah perang Buats dan Al-Fijar. Di Yatsrib perang Bu’ats adalah perang yang paling besar dan berat terjadi tahun 612-618 M, yang pada akhirnya mereka menyadari pentingnya perdamaian. Suku Khajraz dan Aus mencari sosok pemimpin yang dapat mendamaikan sesuai berita mesiah Yahudi yaitu akan muncul seorang pemimpin dari kalangan bangsa Arab yang adil. Penduduk Yatsrib mulai mencari informasi dan mengirim utusan-utusan ke kota Makkah. Utusan 6 orang pemuda musim haji tahun 619 M berhasil bertemu dengan Nabi di luar kota Makkah Mina. Mereka berjanji akan datang lagi mengajak kaumnya. Pada tahun 620 M, mereka pemuda awal ditambah 7 orang tokoh Yatsrib bertemu mengadakan perjanjian Aqobah pertama Nabi. Tahun 621 M datang sekitar 75 orang tokoh Yatsrib membuat perjanjian Aqobah kedua dan mengundang Nabi dan pengikutnya tinggal di Yatsrib dengan harapan bisa mendamaikan suku Aus dan Khajraz. Pada saat itu orang-orang Yahudi sedang menunggu-nunggu datangnya seorang juru selamat/mesiah. Setelah itu dilanjutkan hijrahnya 200 orang sahabat-sahabat Nabi secara diam-diam. Nabi sendiri berangkat paling terakhir bersama sahabat Abu Bakar As-Siddiq tiba di Yatsrib pada tanggal 24 September 622 M.
Nabi Muhammad ﷺ adalah Nabi dan Rasul yang ditunggu umat Yahudi dan umat Kristen. Keyakinan ini banyak dari kalangan umat Islam, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad ﷺ sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil. Keyakinan ini telah menginspirasi suku Khajraz dan Aus dalam perjanjian Aqobah bahkan mereka mengatakan jangan sampai keduluan dari kaum Yahudi dalam persoalan ini. Para ahli kitab yang lurus mengakui risalah Rasulullah ﷺ pada saat pertama mengetahui kemunculannya dan mereka bersaksi atas kenabian dan kerasulan. Seperti rahib Buhaira, pendeta Nasturia, dan Waraqah bin Naufal, serta Abdullah bin Salam. Bahkan Abdullah bin Salam yang kemudian masuk Islam, tak bisa memungkiri bahwa dirinya sangat mengenal sejak mulai kelahiran Rasulullah ﷺ. Akan tetapi mereka Yahudi dan Nasrani banyak yang mengingkari karena kedengkian dan kesombongannya.
Mesiah Kitab Al-Quran dan Sabda Nabi Muhammad ﷺ
Kata Nubuwat berasal dari kata “an-Naba”, yang artinya berita besar, sedangkan orang yang menyampaikan disebut Nabi. Nabi Muhammad ﷺ telah menyampaikan hadis-hadis nubuwat akhir zaman secara rinci, ciri-ciri kedatangannya, saat periode masanya, siapa pemimpinnya, peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa kekuasaannya.
Sebuah Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya, ia berkata, “Ubaid Asbath bin Muhammad al-Qurasyi al-Kufi menyampaikan kepada kami, ia berkata; Ayahku menyampaikan kepadaku, ia berkata, Sufyan ats-Tsauri menyampaikan kepada kami dari ‘Ashim bin Bahdalah dari Zir dari Abdullah, ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Dunia tidak akan kiamat hingga bangsa Arab memiliki seorang laki-laki dari keturunanku. Namanya persis seperti namaku”.
Abu Daud, At-Tirmizi dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan hadis ini dengan lafad hadis yang sama, sehingga hadis ini At- Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Penjelasan hadis ini adalah akan munculnya seorang laki-laki dari kalangan keluarga dan keturunan Nabi ﷺ. Dikenal sebagai al-Mahdi, sebagaimana dijelaskan di dalam hadis-hadis lainnya. Al-Mahdi akan muncul di akhir zaman ketika terjadi pertentangan dan terdapat berbagai kelompok di dalam diri umat Islam, sehingga kendali dipegang oleh beliau. Beliau menyatukan umat Islam di bawah satu panji. Ketika beliau berkuasa dan memerintah, muncullah Dajjal dan Nabi Isa ‘alaihi sallam. Banyak sekali hadis yang membahas tentang kemunculan Imam Al-Mahdi.
Tidak dipungkiri kondisi umat Islam di dunia saat ini telah sampai titik terendah atau titik nadzir dalam sejarah peradabannya. Umat Islam menjadi bangsa yang terpecah belah dan terbagi-bagi sesuai dengan wilayah dan kesukuan. Mereka kembali sibuk dengan pertikaian dan permusuhan yang kuat. Terjadi peperangan yang terus menerus antar negara, suku dan bangsa terus silih berganti. Tidak ada persatuan satu sama lain padahal mereka punya pedoman Al Quran yang satu, Nabi yang sama, dan Tuhan yang sama. Akan tetapi tidak bisa disatukan dalam naungan agama Islam. Walaupun pemahaman keilmuan agama semakin tinggi dan berkembang pesat, (terbukti universitas dan lembaga – lembaga tinggi ilmu Al Quran dan Hadis bertebaran di dunia) akan tetapi justru menjadi semakin tajam jurang perpecahan dan timbul berbagai macam aliran agama, organisasi kemasyarakatan yang menimbulkan fitnah dan kerusakan. Kondisi sosial kemasyarakatan seperti ini menimbulkan ketidakpekaan dalam pemahaman berita nubuwat akhir zaman. Pakar sejarah Arab Philip Khuri Hitti menyebut masa sebelum Islam (Jahiliyah) sebagai “ayyam al-Arab”, (hari-hari orang Arab). Dalam hal ini penulis juga dapat menyebutkan istilah baru “ayyam al-muslim” (hari-hari orang Islam) saat ini. Kondisi sosial masyarakat pra-Islam dan milenial saat ini ada kecenderungan sama, kondisi sosial masyarakat dalam peperangan, pertikaian dan perdebatan ilmiah panjang tidak ada berhenti pada akhirnya terjadi perpecahan negara, sosial, suku dan agama. Perang Iran Iraq tahun 1975-1980, perang Teluk Iran-Iraq 1990-1991, perang di Suriah, dan, perang Arab-Yaman pada saat ini masih berlangsung dan menimbulkan korban, bencana kelaparan dan pengungsi yang banyak. Dalam dunia pemikiran dan intelektual agama, lebih kompleks lagi perpecahannya muncul aliran-aliran pemikiran, misalnya Wahabi, Salafi, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh, al Qoidah Al-Mujahiddin, Ikhwanul Muslimin dan masih banyak lagi yang belum penulis sebut. Masyarakat Islam telah disibukkan dengan perdebatan yang panjang dan tidak pernah kunjung berakhir. Semoga Allah ﷻ membukakan jalan kepada umat Islam ini, agar ada momentum “Buats millenial” perang Buats pada zaman Nabi adalah perang terakhir suku Khajraz dan Aus di Yatsrib setelah perang berakhir karena kedua belah pihak mengalami kerugian yang besar menjadi titik tolak perubahan pemikiran kemudian sebagai momentum penyadaran akan pentingnya pemimpin untuk menyongsong calon pemimpin akhir zaman yang telah hadir. Penulis yakin peristiwa Arab Spring, mulai dari tahun 2010 sampai sekarang, mulai dari revolusi sosial negara Tunisia, Aljazair, Marocco, Mesir, Suriah, Iran, Iraq dan Yaman dan Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya. Kejadian ini masih berlangsung belum tahu kapan berakhirnya, telah menelan lebih 1-2 juta jiwa korban meninggal dan puluhan juta menjadi pengungsi, akan menjadikan momentum Buats abad millenial. Sehingga semakin dekat masanya hadirnya pemimpin yang dijanjikan.
Mimpi Shadiqqoh dan Pemberian Nama
Petunjuk mimpi ini sangat penting yang mengawali peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi, menguatkan keyakinan bahwa di luar sana ada Tuhan Rabb sekalian alam yang mengatur segala sesuatu. Termasuk membuktikan kebenaran yang akan terjadi sehingga akan semakin yakin akan kebesaran kekuasaannya. Mimpi yang dialami kakeknya, dan Ibunda pada pra-kelahiran Nabi sebagai petunjuk dan isyarat ilahiah. Syaikh Abdul Ghani Nablusi, menuturkan bahwa tafsir mimpi adalah salah satu pengetahuan paling awal diajarkan Allah ﷻ kepada manusia. Wahab bin Munabbih pernah berkata” Mimpi yang pertama adalah mimpi yang pernah dilihat oleh nabi Adam AS”.
Para Rasul dan Nabi banyak berurusan dengan penafsiran mimpi. Misalnya Nabi Yusuf AS, telah diberkahi dengan pengetahuan tersebut. Nama Muhammad ﷺ itu berasal dari isyarat mimpi Kakek dan ibunda Aminah. Walaupun dalam kitab Injil dan Taurat dikenal nama Ahmad. Para ahli Tafsir sepakat nama Muhammad ﷺ yang diberikan kakeknya dan nama Ahmad yang ada dalam Al Quran. Allah ﷻ berfirman: “Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad.” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. As-Saff 61: Ayat 6).
Muhammad Qasim sang Pemimpi
Pada bulan April 2014 seorang laki-laki bernama Muhammad Qasim bin Abdul Karim diperintahkan untuk menyebarkan mimpinya ke seluruh dunia. Ia mengumumkan mimpi-mimpinya setelah 28 tahun bermimpi secara terus-menerus dan berseri berjumpa Nabi Muhammad ﷺ dan ia juga merasakan kehadiran Allah ﷻ bersamanya. Ia mengaku dibimbing oleh Nabi Muhammad ﷺ dan Allah ﷻ memberikan petunjuk melalui mimpi-mimpinya. Ia telah mengalami mimpi tersebut dimulai pada umur 12 atau 13 tahun, selanjutnya mimpi-mimpi tersebut selalu hadir hingga sekarang. Profil lengkapnya sebagai berikut:
- Nama : Muhammad Qasim
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Tanggal Lahir : 05 Juli 1976
- Alamat : Lahore, Pakistan
- Agama : Islam (Sunni)
- Nama Ayah : Abdul Karim
- Nasab : Keturunan Suku Quraisy dari jalur ayah
Saat ini, para ahli tafsir banyak berbeda pendapat dalam membicarakan fenomena Muhammad Qasim bin Abdul Karim ini nama calon pemimpin akhir zaman, dengan dalil dan pengetahuan yang luar biasa dari ilmu yang dipelajarinya. Akan tetapi jauh dari pemahaman yang benar dan tepat mereka lupa dengan fakta sejarah 15 abad silam, orang Yahudi dan Nasrani terutama yang benar-benar mempelajari Taurat dan Injil sejatinya telah mengetahui Muhammad bin Abdullah adalah benar-benar utusan Allah. Bisa jadi hanya alasan karena beda nama Ahmad yang tertulis menjadi alasan mengingkari kenabian Muhammad ﷺ. Padahal penyebab utama adalah kedengkian hati dan kesombongannya, mereka tak mau beriman kepada Rasulullah ﷺ. Pemahaman sebagian besar umat Islam hampir sama dengan pemahaman para ahli Kitab masa lalu dalam menganalisa nama Muhammad Qasim bin Abdul Karim, karena hanya berbeda nama dalam riwayat hadis, yang menurut pendapat mereka namanya harus Muhammad bin Abdullah bukan yang lain. Padahal Nabi Muhammad ﷺ punya nama dan gelar banyak sekali, dari sekian nama yang paling disenangi adalah panggilan Muhammad dan Abul Qasim, panggilan ini merujuk kunyah anak laki-laki beliau (Qasim, Abdullah, dan Ibrahim wafat usia kekanakan). Untuk nama Abul Qasim ini Nabi melarang untuk digunakan oleh umatnya. Panggilan kunyah Abul Qasim ini sangat istimewa bagi beliau (tidak ada penjelasan spesifik mengenai persoalan ini) kecuali Ibrahim, Abdullah dan Qasim adalah anak kesayangan. Apakah misteri/rahasia ini ada hubungannya dengan nama seseorang yang ditunggu kehadirannya di akhir zaman? Sehingga Nabi melarang umatnya menggunakan panggilan itu karena sangat rindu kepada anak cicitnya kelak Sayyid Muhammad Qasim. Wallohu a’lam bi showab.
Dalam beberapa mimpi yang disampaikan oleh Muhammad Qasim, Nabi selalu memanggil dengan; “Anakku Qasim”. Beberapa mimpi yang disampaikan ketika April 2014 sudah diminta untuk menyampaikan mimpi ke anggota keluarga, teman-teman, dan beberapa orang lainya. Delapan bulan kemudian tidak ada respon dengan baik. Setelah itu Qasim berhenti menyebarkan mimpi-mimpinya. Pada bulan Desember 2014 Nabi Muhammad ﷺ datang dua kali dalam mimpi semalam. Dan beliau berkata kepada Qasim; “Anakku Qasim kau harus menyebarkan mimpi-mimpi ini kepada semua orang untuk menyelamatkan Pakistan dan untuk menyelamatkan Islam”.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis berikut, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan: “Abul Qasim ﷺ berkata: “Silahkan pakai namaku, namun jangan berkun-yah dengan kun-yahku (Abul Qosim).” [HR. Bukhari no.3539 dan Muslim no.2134]. Telah menceritakan kepadaku Abu Kuraib Muhammad bin Al A’llaa’ dan Ibnu Abu ‘Umar Abu Kuraib berkata; Telah mengabarkan kepada kami, dan berkata Ibnu Abu ‘Umar; Telah menceritakan kepada kami dan lafazh ini miliknya ia berkata; Telah menceritakan kepada kami Marwan yaitu Al Fazari dari Humaid dari Anas dia berkata: Ada seseorang memanggil-manggil (orang lain) di Baqi’, katanya; “Wahai Abal Qasim!” Lalu Rasulullah ﷺ menoleh kepadanya. Kata orang itu, “Ya Rasulullah! Bukan Anda yang kumaksud. Sesungguhnya aku memanggil si Fulan.” Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Silahkan kalian memberi nama dengan namaku, tetapi jangan kalian memberi gelar dengan gelaranku!” (HR. Muslim).
Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim, ‘Utsman berkata; Telah menceritakan kepada kami. Dan Ishaq bekata; Telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja’di dari Jabir bin Abdullah dia berkata; “(Isteri) seseorang di antara kami melahirkan anak laki-laki, lalu diberi nama ‘Muhammad’.” Maka famili orang itu berkata; “Kami tidak membolehkan Anda menamai anakmu dengan nama Rasulullah ﷺ.” Maka dia menemui Nabi ﷺ sambil menggendong anaknya seraya berkata: “Ya Rasulullah! Anakku lahir seorang laki-laki, lalu kuberi nama ‘Muhammad’. Familiku mengatakan tidak boleh memberi nama dengan nama Rasulullah ﷺ. Bagaimana itu?” Rasulullah ﷺ bersabda: “Namailah dengan namaku, tetapi jangan menggelari dengan gelarku. Aku bergelar ‘Qasim’ (yang membagi). Karena aku membagi-bagikan rahmat Allah di antara kamu sekalian.” (HR. Muslim).
Sebelum kemunculan berita mimpi Muhammad Qasim ada 50 orang lebih yang bercerita pernah bermimpi bertemu Muhammad Qasim, salah satunya Saudara Indra Noverian dari Indonesia dan Uwais Naseer dari Pakistan, saat ini mereka disebut Helper atau penolong Qasim dan membantu Muhammad Qasim menyebarkan mimpi-mimpi ke seluruh dunia melalui kanal YouTube dan media sosial lainnya.
Beberapa mimpinya telah terbukti kebenarannya terjadi di Pakistan. Ada lebih dari 50 mimpi yang dialami Qasim jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi. Sebagai contoh tentang bukti selanjutnya adalah mimpi Imran Khan yang akan menggantikan Nawaz Syarif, ia akan menjadi Perdana Menteri Pakistan, dan akan memerintah dua kali, periode kekuasan pertamanya diturunkan dengan mosi parlemen, akan tetapi ia dipilih Parlemen kembali pada periode keduanya. Mimpi geopolitik Timur Tengah dan dunia sejalan dengan kekinian saat ini, misal, tentang Turki dan Erdogan. Turki akan menjadi negara kuat dan menentukan arah politik di Timur Tengah, menjadi pesaing kuat NATO padahal dulu Turki tidak diperhitungkan serta terjun dalam kancah perang Suriah sudah terbukti.
Fenomenal mimpi Qasim juga menyampaikan berita-berita masa depan umat Islam dan dunia secara keseluruhan, dengan penjelasan yang lebih detail dengan sesuai hadis Nabi Muhammad ﷺ. Mimpi Qasim tentang Dajjal, Yajuj dan Majuj, turunnya Nabi Isa AS, dan peperangan yang akan terjadi, Ghazwah al-Hind, Malhamah Kubra pada masa yang akan datang diceritakan detail dan jelas. Penjelasan Yajuj dan Majuj ada dua golongan, ada yang bulu hitam dan putih dalam mimpi Qasim. Dajjal tinggi tubuhnya 188 cm, ciri fisiknya sangat kuat dan punya kemampuan mempengaruhi orang luar biasa. Orang Islam wajib menghindari bertemu Dajjal karena dipastikan akan menjadi pengikut, kecuali orang yang dirahmati oleh Allah ﷻ yang akan selamat dari sihir dan pengaruh Dajjal.
Fenomena Muhammad Qasim adalah ia orang biasa seperti kebanyakan orang Islam, sifatnya jujur dan sederhana, bukan dari komunitas aliran-aliran Sufi, Lembaga Islam yang ada di Pakistan, atau dari Pergerakan politik Islam dan afiliasi Islam mana pun. Akan tetapi produktivitas mimpinya sangat berlimpah menjadikan Qasim seperti sumber pengetahuan yang luas tidak terbatas. Beliau bermimpi bisa dua atau tiga kali setiap hari, dan tidak pernah berhenti mimpinya sejak Qasim umur 12 atau 13 tahun (1981-1982) sampai dengan hari ini (2022). Mustahil ini direkayasa, atau dikarang-karang atau melalui daya intuisi, imajinasi / khayalan buah pikirannya. Qasim sendiri yang tidak punya catatan pendidikan yang tinggi. Bulan Oktober 2021 saudara Raden Dicky Chandra Purnama bersama Muhammad Faris Ghifari dari Indonesia telah mengkonfirmasi langsung ke Lahore tempat tinggal Qasim. Selama hampir 23 hari bersama Qasim dan keluarganya. Pada bulan Februari 2022 rombongan 8 orang dari Indonesia (Profesor Nanda Limakrishna, Sdr. Fatimah, dr. Jaya M. Munawwar (Penulis), Abu Asykar dan Istri, Maulana Abbas, Dwi Santoso, dan Raden Diki Candra Purnama) juga mengunjungi Muhammad Qasim di Lahore. Mereka berdialog dan mengklarifikasi beberapa hal terkait dengan mimpi-mimpinya. Setelah pulang mereka menjadi penyebar pesan mimpi Qasim sampai sekarang.
Fenomena mimpi yang mirip pernah juga terjadi abad ke-15. Ketika pergantian penguasa Eropa dari Spanyol ke Britania di Eropa Barat, peristiwa seorang gadis pemimpi Spanyol yang dihukum gantung oleh Raja Pillips II, Lucercia de Leon. Ia dituduh menyebarkan berita bohong dan melawan gereja karena menyebarkan mimpi-mimpinya mengoreksi dan mengkritik ajaran dogma ke-Kristenan. Sejak masa anak remaja de Leon sudah bermimpi banyak dan setiap mimpinya terbukti kebenarannya. Saat ia mimpi tentang kekalahan Armada Spanyol dari Armada Inggris tahun 1588 yang disampaikan kepada publik menyebabkan ia dituduh menyulut permusuhan terhadap kerajaan, sehingga ditangkap dan diinkuisisi. Kemenangan Armada Inggris saat itu mengakhiri kekuasaan bangsa Spanyol menjadi penguasa lautan dan digantikan Armada Inggris dengan sebutan Britania Raya. Setelah berabad lamanya diteliti kebenaran mimpinya menjadi berita besar di Eropa sehingga dibuat buku tetang kehidupan Lucercia de Leon sang pemimpi.
Nasab
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Nasab al-Mahdi berasal dari jalur putra tertua Hasan bin Fatimah binti Muhammad ﷺ. Sayyid Hasan adalah anak pertama dari pasangan Ali dan Fatimah. Hasan dikenal sebagai sosok rupawan ciri wajah dan rupawan paling mirip Nabi dan sangat dermawan. Kedua cucu Nabi mempunyai karakter berbeda tetapi saling melengkapi sifatnya, Hasan dikenal sebagai sosok yang cerdas, lemah lembut, perasa dan pemalu. Ia juga dijuluki sebagai ‘karimu ahlil bait’ keluarga Nabi paling dermawan. Sedangkan Husein sebagai adik Hasan dengan sifat gagah, berani, dan tegas, serta pantang menyerah. Ciri fisik Hasan sangat mirip Nabi mulai dari dada ke atas, sementara Husein sangat mirip dengan Nabi dari bagian dada ke bawah.
Muhammad Qasim yang penulis kenal, ia punya sifat mirip Sayyid Hasan: jujur, cerdas, lemah lembut, dan perasa, serta pemalu. Dari sifat-sifat ini bila ditarik garis genologinya maka kemiripan sifat memungkinkan beliau punya jalur nasab dari Sayyid Hasan. Karena jelas jalur nasab Sayyid Hasan masih banyak misteri belum terungkap. Informasi dari paman Sayyid Qasim bahwa keluarganya adalah bersuku Quraisy. Informasi ini dapat dijadikan jaminan pasti bahwa beliau masih tersambung darah Rasulullah ﷺ. Apalagi melihat langsung ciri lainnya, Sayyid Qasim sangat berbeda ciri fisik orang Pakistan dan Afganistan termasuk wajah, hidung dan rupa warna kulitnya masih sangat mirip orang Arab.
Arah politik mereka berbeda, pun pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan dan Yazid bin Muawiyah. Hasan al Mujtaba memilih perdamaian dengan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah, sehingga tercapai ‘Am al-Jamaah tahun 40 H/661 M, Sayyid Hasan al Mujtaba menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dan kepada umat muslimin sehingga terjadi kedamaian. Peristiwa penyerahan kekuasan juga mengisyaratkan nubuwat kelak anak cicit Sayyid Hasan akan menerima kembali hak kepemimpinan dari Allah ﷻ. Sedangkan Sayyid Husain memilih berjuang berperang atas ketidakadilan penguasa sampai syahid di tanah Karbala.
Sudah kita ketahui bahwa nasab silsilah Nabi terjaga sampai hari kiamat, sehingga kita bisa membaca dari beberapa sumber literatur yang ada, walaupun tersebar ke seluruh dunia akan tetapi catatan dan silsilahnya tetap terjaga. Jalur silsilah jalur Hasan tidak banyak refrensi. Beberapa ahli sejarah mengatakan habis tidak punya keturunan, sebagian lagi karena begitu banyaknya keturunannya sehingga sulit dilacak. Para peneliti jalur mengatakan jalur penyebarannya ke arah Barat yaitu ke Afrika Utara, Tunisia, Maroko, Mesir dikenal bergelar Syarif, misalnya Syarif Husain Gubernur Makah, beliau tersingkir ke Yordania, kemudian menjadi penguasa Yordania sampai keturunan saat ini Raja Abdullah II bin Abdullah I Yordania. Jalur penyebaran keturunan Sayyid Hasan yang menuju arah wilayah Timur dapat langsung dari Madinah atau melalui Yaman dan Persia ke arah India, Champa dan rumpun Melayu Nusantara. Beberapa yang terlacak adalah para Walisongo. Salah satu yang terkenal adalah Syarif Hidayatulloh. Beliau berasal dari Mesir, anak perkawinan puteri Prabu Siliwangi yang dinikahi oleh penguasa Mesir Syarif Abdullah Hussein pada saat berhaji di Makkah. Syarif Hidayatullah ini sering dikenal Sunan Gunung Jati Cirebon, Sultan Hasanal Bolkiah di Brunei.
Mungkin juga bisa melalui jalur genealogi ini Muhammad Qasim ada keterkaitan genetik dengan beberapa sejarah walisongo lainnya dari genealogi jalur Sayyid Hasan yang tersebar ke India, Aceh dan Nusantara. Hikmah yang bisa diambil dari kurangnya dokumen dan tidak detil cacatan genologi jalur Sayyid Hasan serta kesimpangsiuran pendapat ini sangat mungkin menguatkan secara ilmiah bahwa kelahiran Al Mahdi sengaja disembunyikan Allah ﷻ sampai pada saatnya Al Mahdi sendiri menyampaikan pengabarannya. Terbukti bulan April 2014 tepat Qasim berumur 40 tahun. Selama 28 tahun masa mimpi-mimpinya disampaikan langsung oleh Qasim sendiri melalui media sosial (YouTube, Twitter dan Facebook, dll) seperti diperintahkan oleh Nabi dalam mimpinya. Saudara Raden Diki Candra Purnama, dan Muhammad Faris datang ke Lahore Pakistan, dan telah mengkonfirmasi langsung sehinga menguatkan dugaan nasabnya sampai kepada Rasulullah ﷺ. Menurut cerita paman beliau saat Qasim masih kecil, kakak ayahnya berarti paman Muhammad Qasim selalu menceritakan bahwa keluarga besarnya adalah keturunan Rasulullah. Pada setiap pertemuan keluarga besarnya, paman Qasim selalu membawa lembaran-lembaran kertas silsilah dan disampaikan kepada keluarga besar mereka. Setelah pamannya wafat, keluargnya tidak lagi membahas permasalahan nasab ini. Keturunan Nabi jalur Hasan banyak di India Pakistan dari keluarga Tariqat Sufi Syaikh Abdul Qadir al Jailani dan keturunnya sampai hari ini ada di Pakistan dan India.
Ada juga jalur langsung dari Madinah pada awal tahun 140 Hijriah, cicit Hasan Al Mutsanna yaitu Muhammad bin Abdullah Nafsun Zakiyah. Beliau bersembunyi dan lari ke India, dan pada tahun 145H terbunuh di Madinah oleh pasukan Khalifah Abu Jafar Al Manshur yaitu Musa bin Isa. Anak dari Muhammad bin Abdullah bersembunyi bersama Jenderal Muhammad bin al-Qasim di India yaitu Abdullah Shah Ghazi dan saudaranya Misri Shah Ghazi tetap tinggal di India tidak kembali ke Madinah karena khawatir ikut dihukum oleh penguasa baru bani Abasiyah seperti ayahnya. Kisah kedua Dzuriat Nabi ﷺ yang mula pertama tersebut. Kisah keturunanya juga tidak terlacak. Sayyid Abdullah Shah Ghazi ini menikahi putri kerajaan Sind (sekarang Pakistan) dan dikenal sebagai orang suci dan sufi pertama yang makamnya daerah yang dikenal Clifon di pantai Karachi sampai sekarang masih ada ditemukan. (Apakah jalur ini bisa menerangkan missing link dari silsilah Muhammad Qasim?).
Berbeda jalur Husain yang tersebar ke arah Hadramaut Yaman kemudian tersebar luas dan tersebar ke wilayah Nusantara. Lembaga pentakhsis Nasab Yayasan Alawiyin dan Rabitah Alam Islami semua tercatat dan pendokumentasian jalur ini sangat teliti dan detail sehingga dapat membuktikan secara tepat. Sebutan jalur ini dikenal luas dengan panggilan Sayyid (Muhammaf Qasim cocok dengan sebutan Syarif Muhammad Qasim, bukan Sayyid, pendapat penulis). Karena jalur silsilah dari Hasan bin Fatimah bin Muhammad ﷺ. Walaupun sebutan ini sekarang kurang umum kecuali untuk sebutan perempuan yaitu syarifah. Genealogi dzuriat Rasulullah ﷺ di Nusantara ini menurut para ahli nasab hampir 80% bernasab langsung kepada Rasul. Dari jumlah ini hanya 20% yang tercatat di lembaga pentakhsis nasab. Beberapa Nama besar semisal Tuan Guru Sekumpul, Mbah Dimyati, Gus Dur, nama-nama, Raden, Dimas, Rara, Tubagus, Kiyai dan Gus dan sebutan lain di nusantara adalah berasal nasab Rasul yang telah berasimilasi jauh dengan masyarakat Nusantara.
Sifat Fisiknya
Di antara sifat fisiknya adalah sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abu Dawud (no. 4285) dan yang lain: Artinya, “Tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian depan,” atau “Dahinya lebar.” “Hidungnya mancung, ujungnya tajam, bagian tengahnya agak naik.” Al-Qari mengatakan: “Maksudnya, beliau tidak pesek, karena yang demikian adalah bentuk yang tidak disukai.” Gambaran tampilan rambut di kepala sangat mirip ciri yang ada pada Muhammad Qasim.
Menebar Keadilan
Sayyid Muhammad Qasim sudah memberitahukan mimpi-mimpi yang telah dinubuwatkan Allah ﷻ dan Rasulnya nanti pada saat takdirnya tiba semua akan terlaksana sesuai dengan ketentuan Allah ﷻ. Di antara sifat Al-Mahdi adalah bahwa ia menebar keadilan dan melenyapkan kedzaliman serta keculasan. Sebagaimana tersebut dalam hadis: “Memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman.” (HR. Abu Dawud no. 4282, 4283, 4285).
Sehingga disebutkan dalam hadis dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Akan datang pada umatku Al-Mahdi bila masanya pendek maka tujuh tahun, kalau tidak maka 9 tahun. Maka umatku pada masa itu diberi kenikmatan dengan kenikmatan yang tidak pernah mereka rasakan yang semacam itu sama sekali. Mereka diberi rizki yang luas. Mereka tidak menyimpan sesuatu pun. Harta saat itu berlimpah sehingga seseorang bangkit dan mengatakan: ‘Wahai Mahdi, berilah aku.’ Diapun menjawab: ‘Ambillah’.” (Hasan, HR. Ibnu Majah no. 4083, Kitabul Fitan Bab Khurujul Mahdi, 4/412, dan Al-Hakim no. 8739. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu menghasankannya).
Dalam riwayat At-Tirmidzi disebutkan:“Sehingga datang kepadanya seseorang seraya mengatakan: ‘Wahai Mahdi, berilah aku, berilah aku.’ Nabi mengatakan: “Maka Mahdi menuangkan untuknya di pakaiannya sampai ia tidak dapat membawanya.”
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Di masanya, buah-buahan banyak. Tanam-tanaman lebat, harta benda melimpah. Penguasa benar-benar berkuasa, agama menjadi tegak, musuh menjadi hina, kebaikan terwujud di masanya terus-menerus.” (An-Nihayah Fil-Malahim 1/18, Program Maktabah Syamilah.
Dalam riwayat Al-Hakim, disebutkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Muncul di akhir umatku Al-Mahdi. Allah menyiramkan hujan, sehingga bumi mengeluarkan tanamannya. Ia membagi harta secara merata. Binatang ternak semakin banyak, umat pun menjadi besar. Ia hidup selama 7 atau 8 –yakni tahun–.” (HR. Al-Hakim, Kitabul Fitan wal Malahim no. 8737. Beliau mengatakannya sebagai hadis yang shahih sanadnya, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi dan Ibnu Khaldun. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu mengatakan: “Sanadnya shahih.” Lihat Ash-Shahihah, 4/40, hadits no. 1529)
Waktu Munculnya
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmidzi disebutkan: “Ketahuilah, yang sudah dikenal di kalangan seluruh pemeluk Islam sepanjang masa bahwa di akhir zaman pasti muncul seorang dari ahlul bait (keluarga Nabi ﷺ) yang membela agama dan menebarkan keadilan, serta diikuti oleh muslimin. Ia juga menguasai kerajaan-kerajaan Islam. Ia dijuluki Al-Mahdi. Juga tentang keluarnya Dajjal serta tanda-tanda kiamat sesudahnya yang terdapat dalam kitab Shahih, muncul setelahnya. Dan bahwa kemunculan ‘Isa juga setelahnya, kemudian beliau membunuh Dajjal. Atau ‘Isa turun setelahnya lalu membantunya untuk membunuh Dajjal kemudian bermakmum kepada Mahdi dalam shalatnya.” (Kitabul Fitan Bab Ma Ja`a fil Mahdi).
At-Tirmidzi rahimahullahu meriwayatkan dari Zir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Dunia tidak akan lenyap hingga seorang dari keluargaku menguasai bangsa Arab. Namanya sesuai dengan namaku.” (HR. At-Tirmidzi no. 2230, Kitabul Fitan Bab Ma Ja`a fil Mahdi, 4/438 dan beliau mengatakan: “Hasan shahih.” Demikian pula yang dikatakan Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi).
Al-Imam Al-Mahdi adalah di akhir zaman sekaligus mengawali tanda-tanda besar akan datangnya kiamat. Namun sebagian ulama sempat ragu, apakah Mahdi ini sebagai awal tanda yang besar atau tanda yang lain. Sebagian ulama menyatakan dengan yakin bahwa Mahdi sebagai tanda pertama, lalu berturut-turut datang tanda yang lain. Di antara yang menyebutkan dengan tegas yang demikian adalah Muhammad Al-Barzanji rahimahullahu (wafat 1103 H). Beliau mengatakan dalam bukunya Al-’Isya`ah li Asyrath As-Sa’ah: “Bab Ketiga, tanda-tanda besar dan tanda-tanda yang dekat, yang setelahnya tibalah hari kiamat, dan itu juga banyak. Di antaranya Al-Mahdi, dan itu yang pertama.” (dinukil dari ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Atsar fil Mahdi Al-Muntazhar).
Adapun Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Munculnya, nanti di akhir zaman. Dan saya kira, keluarnya adalah sebelum turunnya ‘Isa bin Maryam, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits yang berkaitan dengan hal itu.”
Masa Kekuasaannya
Terdapat dalam Sunan At-Tirmidzi: “Sesungguhnya pada umatku ada Al-Mahdi. Ia muncul, hidup (berkuasa) 5 atau 7 atau 9.” –Zaid (salah seorang rawi/periwayat) ragu–. Abu Sa’id mengatakan: “Apa itu?” Beliau menjawab: “Tahun.“Akan datang pada umatku Al-Mahdi, bila masanya pendek maka 7 tahun, kalau tidak maka 9 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4083)
Dengan perbedaan riwayat ini, maka Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Ini menunjukkan bahwa paling lama masa tinggal (kekuasaan)-nya adalah 9 tahun, dan sedikitnya 5 atau 7 tahun.” (An-Nihayah Fil Malahim wal Fitan, 1/18, Program Maktabah Syamilah).
Sementara Al-Mubarakfuri mengatakan: “Yakni, keraguan itu berasal dari Zaid. Sementara dari shahabat Abu Sa’id dalam riwayat Abu Dawud: ‘dan menguasai selama 7 tahun’ tanpa keraguan. Demikian pula dalam hadits Ummu Salamah dalam riwayat Abu Dawud dengan lafadz ‘maka dia tinggal selama 7 tahun’ tanpa keraguan. Maka riwayat yang tegas lebih dikedepankan daripada yang ragu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 6/15, Program Maktabah Syamilah).
Asal Munculnya
Riwayat-riwayat di atas menunjukkan bahwa munculnya dari arah timur atau Al-Masyriq. Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Munculnya Mahdi dari negeri-negeri timur bukan dari gua Samarra, seperti disangka oleh orang-orang bodoh dari kalangan Syi’ah.” (An-Nihayah Fil Malafim wal Fitan, 1/17, Program Maktabah Syamilah)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan: “Tatkala kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam1. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kezhaliman. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.” (HR. Ibnu Majah no. 4082, sanadnya hasan lighairihi menurut Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Adh-Dha’ifah, 1/197, pada pembahasan hadits no. 85).
As-Sindi mengatakan: “Yang nampak, kisah itu merupakan isyarat keadaan Al-Mahdi yang dijanjikan. Oleh karena itu, penulis (Ibnu Majah) menyebutkan hadits ini dalam bab ini (bab keluarnya Al-Mahdi).”
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Dan orang-orang dari timur mendukung (Al-Mahdi), menolongnya dan menegakkan agamanya, serta mengokohkannya. Bendera mereka berwarna hitam, dan itu merupakan pakaian yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah berwarna hitam yang dinamai Al-Iqab.” (An-Nihayah fil Malahim, 1/17, Program Maktabah Syamilah)
Beliau juga mengatakan: “Maksudnya, Al-Mahdi yang terpuji yang dijanjikan keluarnya di akhir zaman asal munculnya adalah dari arah timur, dan diba’iat di Ka’bah seperti yang disebutkan oleh nash hadits.” (idem, 1/17)
Tentang tempat bai’atnya telah diisyaratkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: “Seseorang dibai’at di antara rukun (Hajar Aswad) dan Maqam (Ibrahim).” (HR. Ibnu Hibban no. 6827, Ahmad, dan Al-Hakim; dan beliau menshahihkannya)
Proses Munculnya Al-Imam Al-Mahdi
Menjelaskan hal itu, Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah mengatakan: “…Nabi memberikan kabar gembira tentang akan datangnya seseorang dari keluarganya dan beliau menyebutkannya dengan sifat-sifat yang menonjol. Di antara yang sifat terpenting adalah bahwa beliau berhukum dengan Islam dan menebarkan keadilan di antara manusia.
Jadi, pada hakikatnya beliau termasuk para mujaddid yang Allah ﷻ munculkan di penghujung tiap 100 tahun, sebagaimana telah shahih berita (tentang hal ini) dari beliau ﷺ. Ini (keberadaan mujaddid di tiap satu abad) juga bukan berarti tidak perlu berupaya mencari ilmu dan mengamalkannya untuk memperbarui agama. Qasim hadir di penghujung abad ini dengan kemunculan yang fenomena, Qasim adalah orang biasa, bukan dari kalangan akademisi, bukan orang suci/agamawan, pemimpin jamaah spiritual-tariqah, bukan juga pemimpin pergerakan Islam besar baik lokal atau internasional, ia tidak bergelar Habib atau Sayyid tapi keluarganya mengatakan bersuku Quraisy marga Hasyim, ia pun tidak mau disebut Al Mahdi, ia marah bila disebut-sebut Al Mahdi. Tetapi dari informasi mimpi-mimpinya menggambarkan bagaimana keilmuan agama yang luar biasa tinggi dan luas, wawasan geopolitik yang mumpuni tak tertandingi dan Penguasaan informasi masa depan yang detail dan kongkrit sangat tidak bertentangan dengan Hadis Nubuwat Rasul, dan bukan dari ramalan dan khayalan Qasim, tetapi disampaikan dari mimpinya yang dicatat dalam buku harian selama hampir 28 tahun selama hidupnya, sampai saat ini mimpinya masih terus hadir. Berbeda fenomena mimpi ini tidak sama dengan ramalan-ramalan para peramal Nostadamus, Mama Laurent atau anak-anak Indigo hasil dari rekaan pikiran atau bisikan atau imajinasi dan persepsi rasional.
Berita akhir zaman yang ada sudah Nabi sampaikan sangat jelas melalui hadis Nabi yang shohih dan muthawatir. Saat ini berita kemunculannya tidak mendapat respon positif baik masyarakat Pakistan oleh seluruh kaum muslimin di dunia umumnya. Sedikit dari pemuda dan masyarakat Melayu nusantara dari Indonesia, Malaysia, Bangladesh, dan Brunai Darusalam, mereka menyambut seruanya dan membantu menyampaikan berita-berita mimpinya melalu kanal media sosial pribadinya masing-masing. Mereka punya keyakinan sabda Nabi ﷺ: “Tidak tidak akan ada Nabi dan Rasul setelah aku, dari kenabian tidak ada tersisa kecuali ada satu yaitu mubasyirah “berita gembira” berupa mimpi dari dari Allah ﷻ ” (HR. Bukhari).
Nubuwat (asal kata dari an-naba artinya “berita besar yang menggemparkan”, orang menyampaikan berita disebut Nabi, berita Nubuwat mubasyirah disebut dalam hadis di atau mimpi adalah hal sangat menarik dibicarakan, setiap orang pernah mengalami mimpi. phenomena mimpi yang sangat unik, dengan kemajuan ilmu dan kecanggihan tekhnologi saat ini dapat memberi bukti ilmiah bahwa mimpi adalah satu kejadian yang nyata. Setiap orang bermimpi minimal beberapa kali selama hidupannya, mimpi juga merupakan salah satu indikator penting tanda kematangan mental dan fisik seseorang, misal pada remaja laki-laki tanda organ testis telah mature siang mengahasilkan spermatozoa, maka remaja itu danggap sudah matang secara fisik ditandai dengan “mimpi indah”.
Sigmud Freud seorang ahli psikologi dan teori psikoanalisa modern telah membuat analisis khusus terkait dengan mimpi. Buku yang terkenal adalah “The Interpretation of Dreams”, mimpi terjadi pada saat orang terlelap tidur dalam tingkat bawah sadarnya, tingkat sub-conciousness (bawahsadar), dan mimpi tidak pernah dalam keadaan jaga conciousness (sadar). Bagi orang yang bermeditasi harus masuk dalam kondisi sub-counsiusnees, meninggalkan gelombang beta masuk ke gelombang alfa dan teta, yang disebut fase hypnose, yang berarti tertidur (kata hypnosis = tidur, bahasa Latin). Pada kondisi bawah sadarnya manusia dapat berkomunikasi dengan alam yang mahaluas dan tiada berbatas, tidak ada batas ruang dan waktu. Alam tanpa batas ini adalah alam metafisika yang dapat dirasakan oleh manusia pada saat bangunnya. Maka mimpi menjadi sangat penting dalam berkomunuiasi dengan masa lalu, kini dan masa depan sebagai bagian dari kepercayaan kepada Tuhan yang maha besar. Kenapa saat mimpi pada fase hipnotik antara REM dan non-REM, bukan saat non-REM fase ke-2 atau ke-3 (kondisi tidak sadar) karena tema dan cerita harus tersimpan sehingga saat terbangun ia menyadari mimpinya dan dapat mengingat cerita mimpinya.
Seperti diketahui dalam keadaan sadar, manusia melakukan proses pengenalan lingkungan melalui indera, tentu lima indera yang disebut panca indera atau disebut proses kognitif, mempunyai keterbatasan. Sementara orang yang sedang bermimpi seakan berselancar di alam kebebasan dan tidak ada hambatan dari logika ego kita yang cenderung palsu. Tidak ada kebohongan dalam alam mimpi, sehingga dunia mimpi itu absolut, pasti dan nyata.
Fenomena mimpi Sayyid Muhammad Qasim harus menjadi titik tolak momentum bersejarah dalam dunia akademik, ilmu dan teknologi dimasa puncak peradaban manusia saat ini. Qasim yang umi telah ditakdirkan Allah ﷻ dan diberikan mimpi-mimpi luar biasa telah menjawab berbagai persoalan yang belum terpecahkan oleh para ahli, serta mimpinya sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Fenomena mimpi Sayyid Muhammad Qasim adalah isyarat nubuwat yang sebentar lagi akan tiba, dan akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesejahteraan serta bumi kembali bersih dari kerusakan, kedzoliman dan ketidakadilan. Telah disampaikan lebih 1000 mimpi (pelajari isi/konten kumpulan mimpi Muhammad Qasim) dalam perjalanan pembimbingan akbar panjang selama 28 tahun. Mimpi Muhammad Qasim bicara tentang berita ilahiah, mulai dari tema-tema peristiwa masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Muhammad Qasim telah disiapkan untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan Dajjal, Yakjuj dan Makjuj, peperangan besar yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sebagaimana tersebut dalam hadits: “Memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman.” (HR.Abu Dawud). Berita Nubuwat dari Nabi Muhammad ﷺ dijelaskan dengan detail dari dibimbingan langsung oleh Tuhannya, sehingga tidak selayaknya membandingkan logika manusia biasa dengan berita berita mimpi-mimpinya. Umat Islam diperintahkan untuk mempercayai berita-berita langit dalam mimpi Muhammad Qasim.
Hikmah “umi” pada Qasim adalah ketentuan sunatullah, agar tidak dianggap sebagai hasil karangan atau angan-angannya belaka, tetapi mimpi-mimpinya akan terus hadir sebagai petunjuk jalan dalam hidupnya Muhammad Qasim sebagai manusia yang dipilih Tuhannya mencapai takdir menjadi pemimpin masa depan dunia. Manusia menunggu-nunggu saatnya Qasim diminta dan dipaksa sebagai pemimpin dunia oleh sejumlah 313 orang yang telah mengenalnya, di Kabah tepat diantara rukun Hajar Aswad dan rukun Yamani dan Allah ﷻ akan mengislah dalam semalam sehingga dari “umi” menjadi manusia yang mumpuni sempurna menjadi pemimpin dunia, insyaalloh. Allohu Akbar 3X.
Masyarakat muslim masih terlena dengan “ayyam al Muslim” hari-hari umat Islam yang telah menimbulkan rutinitas sebagai umat islam tanpa petunjuk. Ayo bangun dari tidur yang lelap, bila belum sadar bermimpi lah dan berselancar di alam bebas tanpa batas agar diberi petunjuk ilahiah, seraya berdoa sampaikan kepada Robb-mu di alam mimpi-mimpi-mu. Hari ini umat Islam diminta mempercayai mimpi-mimpinya tidak lebih dari itu, pesan Qasim kepada manusia; Jauhi syirik modern, selalu Tahlil, dan bertahmid, bersholawatlah kepada Nabi dan keluarganya, berpesan sabar, bersikap jujur, berperilaku hidup sederhana, berpesan kebaikan, berkasih sayang, lemah lembut, tidak sombong, dan mengasihi antar sesama, menyayangi orang tua, mengobati orang sakit serta beraktifitas kebaikan lainnya.
Insyaalloh sebentar lagi akan sampai pada takdirnya, umat Islam akan mendapatkan kehidupan penuh dengan kedamaian dan keadilan, bersama Muhammad Qasim, dan Allah ﷻ dan Rasul-Nya akan memenangkan umat Islam.
Referensi
1. A Quran dan Al Hadis
2. Sirah Nabawiyah
2. Buku Sejarah Al Arab
3. Buku Sejarah Sahabat Nabi
4. Mimpi-mimpi Muhammad Qasim
5. Buku Mimpi Muhammad Ibn Sirrin
6. Buku Ilmiah tetang Mimpi