Menumbuhkan Optimisme Berbuat Baik di Akhir Sisa Waktu

Penulis: DR. dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ., M.Kes, MARS.

“Siapakah orang yang cerdik-pintar itu di dunia ini? Ia adalah orang yang mempersiapkan kehidupan akhiratnya (setelah kematiannya).”

Kematian itu adalah absolut, pasti terjadi “La yas takhiruna sya’ah wa la yastaqdimuun”.

Akan kah kita tahu kapan akhir dari hidup ini, kapan hari H-nya terjadi? Maka Tuhan Yang Maha Esa merahasiakan informasinya agar kita sadar bahwa hidup ini seperti permainan yang telah diatur oleh Allah ﷻ agar kita terus berbuat baik dan terus berbuat baik.

Seperti kita percaya bahwa kita akan mati, dan seperti itulah dunia akan berakhir dengan kematian seluruh makhluk di dunia pasti akan terjadi. Keyakinan beriman kepada hari kiamat menjadi wajib kita imani agar kita tidak tergolong orang yang ingkar kepada Tuhan.

Satu ketika Rasulullah ﷺ sedang duduk-duduk di antara para Sahabat Nabi, tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri dan duduk persis di hadapan Nabi ﷺ dan bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Semua jawaban dibenarkan oleh laki-laki yang bertanya. Pertanyaan selanjutanya, laki-laki itu bertanya, “Kapankah hari kiamat terjadi?” Nabi Muhammad ﷺ menjawab, “Yang bertanya lebih mengetahui daripada yang ditanya.” Laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah ciri-ciri atau tanda-tandanya, bisa dijelaskan?” Nabi ﷺ menjawab, “Bila budak-budak sudah melahirkan tuannya, bila orang-orang yang beralas kaki dan menggembala kambing (Bangsa Arab) beromba-lomba mendirikan gedung pencakar langit, itulah tanda-tanda kiamat sebentar lagi datang.” Kemudian laki-laki itu menjawab, “Benar.”

Abad Milenium ini adalah abad yang paling fenomenal seakan menyempurnakan semua kemampuan yang dimiliki manusia. Tidak ada yang tersisa dari seluruh potensi yang ada di alam ini, kemampuan akal, pikiran, lingkungan, teknologi, sosial dan politik, sehingga Abad Milenium ini menjadi zaman keemasan, melengkapi kesempurnaanya kehidupan sosial, nilai-nilai ketuhanan semakin hilang, nilai-nilai kemanusiaan individu dan keserakahan muncul di berbagai lini kehidupan, kebebasan individu seakan menjadi Tuhan baru. Manusia seakan harus terpuaskan semua keinginannya tanpa batas.

Seorang Sosiologi dunia Ibnu Khaldun mengatakan jika peradaban manusia sampai kepada puncak kesenangan manusia, maraknya musik, tari, dunia hiburan menjadi daya tarik dan trend kehidupan, perzinaaan dan praktek LGBT ada dimana-mana, maka inilah tanda-tanda akan runtuhnya peradaban satu bangsa, punahnya peradaban ini akan diganti dengan zaman yang lain, zaman peradaban baru.

Milenium baru ini sebenarnya adalah titik akhir pergantian peradaban manusia serakah dan tamak dunia karena tanda-tanda sudah sempurna dari semua tanda-tanda yang telah dinubuwatkan Nabi.

Gerbang menuju kiamat telah dekat. Sedekat umur harapan hidup manusia Kaltim 75 tahun. Bagi kita yang berumur 50 tahun maka 25 tahun menjadi waktu yang krusial untuk bisa merenungkan akhir satu masa peradaban Tuhan ini. Masa sekarang adalah hari-hari sulit sejak Arab Spring tahun 2007 sampai sekarang. Mulai dari saudara kita di Timur Tengah, Kawasan Syam dan Palestina dan Afrika sangat memprihatinkan, kesusahan dengan gejolak perang, kelaparan dan gejolak politik sosial.

Tahun 2019 kemudian Pandemik yang menjungkirbalikan ekonomi Global. Tahun 2022 Eropa dan US mengalami puncak keruntuhan dan akan terus terjun bebas ekonominya dan akan berujung akhirnya dengan perang dunia ke-3 yang pasti akan terjadi dalam waktu dekat (tuntutan ekonomi dan geopolitik dunia).

Pada masa itu, maka dunia akan terbelalak dengan kejadian yang akan terjadi “Apocalypse”. Maka manusia-manusia akan bertanya, “Amma yatasaaluun, aninnabail adziim”.

Dua tahun ke depan akan menjadi hari-hari yang sulit dalam kehidupan ini, dan menjadi hari-hari sangat berarti untuk kita hadapi bersama oleh seluruh manusia di dunia. Termasuk kehidupan kita di Indonesia. Maka kita harus mengambil momentum ini dengan bekerja dengan sebaik-baiknya, melayani masyarakat dengan sepenuh perhatian kita. Mungkin di saat masa itu tiba, kita akan meminta bantuan dan kerjsama dengan masyarakat ini.

Maka kita sebagai manusia beriman kepada Allah ﷻ agar mempersiapkan segala perilaku, amal yang terbaik untuk kita, keluarga kita dan bangsa kita serta Agama kita.

Bekerjalah dengan lurus dan tulus melayani masyarakat. Meminta harapan dan pamrih hanya kepada Allah ﷻ semata. Jangan serakah harta, jangan menyakiti sesama dan berbuat lah baik dengan lingkungan sebaik-baiknya penghormatan.

Bila kita memahami bahwa hari-hari ke depan adalah hari-hari penghakiman di dunia. Karena kita sudah memasuki gerbang hari akhir dunia. Maka saya ingat dengan pesan-pesan teman saya dari Pakistan, Muhammad Qasim bin Abdul Karim yaitu:

1. Jangan pernah putus asa/hilang harapan kepada Allah ﷻ dan bersabarlah.

2. Berjalanlah di muka bumi dengan tenang, jangan sombong.

3. Sayangi orang tua dan berbicara lemah lembut kepadanya.

4. Jangan mengolok-olok orang terutama orang miskin, dan mentertawakan orang lain.

5. Berbicara dengan baik/lemah lembut terutama terhadap anak-anak.

6. Rawatlah orang sakit dan berusahalah membantu orang miskin.

7. Carilah Allah ﷻ ketika memerlukan bantuan.

8. Makanlah secukup kita makan Bersihkan makananmu setelah kamu makan dengan tangan dan jilatlah.

9. Jangan sibuk-sibuk/mencari-cari tahu tentang apa yang sedang dikerjakan oleh orang lain/urusan orang lain.

10. Jangan berlomba dengan orang lain urusan dunia.

11. Janganlah bicara dengan mimik wajah yang buruk saat berbicara.

12. Senantiasa bersyukur kepada Allah ﷻ

13. Berusahalah memaafkan dan jangan balas dendam.

14. Baca Astagfirullah jangan ditunda.

15. Menghindari bicara hal buruk orang lain dari belakang.

16. Jangan melakukan fitnah.

17. Jangan membuang waktu dengan hal yang tidak berguna.

Dan tidak kalah penting adalah;

18. Hindari segala bentuk syirik menyekutukan Allah ﷻ

19. Selalu membaca Subhanallahi Wabihamdih Subhanallahil Adziim

20. Bersholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

21. Setiap malam sebelum tidur membaca tiga surat Qul (Annas, Alfalaq dan Al ikhlas)agar terhidar dari syaitan terkutuk.

Semoga kita mendapatkan pertolongan dari Allah ﷻ ketika tidak ada pertolongan dari siapa pun karena masing-masing akan mempertanghungjawabkan semua perbuatan mereka sendiri.

Wallohu a’lam bis sawwab.

 

IPIM (Ittihad Persaudaraan Imam Masjid) Kaltim

Ketua,

Ttd

Jaya Mualimin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *