Maulid adalah Kelahiran Nabi dan Kelahiran Al Mahdi
Oleh: Dr. dr. H. Jaya Mualimin, SpKj, M.Kes, MARS
Mukadimah
Maulid adalah sakral dan menjadi penanda perubahan zaman saat Muhammad ﷺ dilahirkan di Makah pada 1400 tahun silam.
Perayaan Maulid Dirayakan
Lebih dari 1300 tahun dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal, dan bertahun-tahun saya selalu memikirkan Maulid Nabi ini berhubungan dengan kelahiran kelak laki-laki yang dijanjikan sebagai al Mahdi. Peringatan Maulid dijadikan guide mengenang kelahiran, perjuangan dan kemenangan Nabi ﷺ dengan melantunkan syair, burdah habsyi mengenang Nabi ﷺ tercinta. Tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 M Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan dalam tahun Gajah. Semua alam bersahut-sahutan mengucapkan marhaban dan mensucikan asma Allah ﷻ karena manusia mulia lahir dari rahim Aminah termulia, kakeknya menamai Muhammad, nama hasil dari ilham mimpi beliau.
Marhabban ya Rasulullah..
Marhabban ya Nabi..
Salaaam dan shalawat ya Nabi..
Pemimpin Akhir Zaman
Hadis Nabi:
Abdullah bin Mas’ud RA yang menukil sabda Rasulullah ﷺ:
“Tidak lenyap atau tidak habis dunia sampai ada orang lelaki dari keluargaku yang menjadi raja bagi orang Arab namanya sama denganku.” (HR Abu Dawud)
Memasuki masa 1500 tahun penanda Maulid ini harus menjadi guide pencarian sosok mulia tersebut. Beberapa tokoh shalih, mujahid dan mujadid saya teliti dan amati. Mulai dari sosok Guru para Mujahid, ia adalah Syaikh Abdullah bin Azzam, dan putranya. Lalu laki-laki kaya-raya dan Mujahid ulung Syaikh Usama bin Ladin dan putranya. Pendiri Taliban, Mullah Omar. Tokoh Daesh, Muhammad bin Abdullah al Bagdadi, Muhammad bin Abdullah al Jaulani, Muhammad bin Abdullah al Alausy. Pemimpin besar Jamaah Tabligh, Maulana Muhammad Saad. Tokoh Islam Nusantara, Habib Riziq Sihab, dan Habib Muhammad bin Abdullah, Habib Umar al Hafidz Hadramaut, Habib Kharismatik dunia Habib Ali bin Muhammad al Jufry dan terakhir seorang muslim biasa Muhammad Qasim bin Abdul Karim. Serta masih banyak lagi tokoh Ulama yang saya kagumi pasti saya akan literasi riwayat hidupnya.
Maulid Nabi dan Kelahiran Laki-laki
Semua tokoh yang saya literasi hampir semua tidak ada yang tepat hari kelahirannya. Namun ada yang sesuai tapi telah wafat termasuk klaim nasabnya sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ. Padahal laki-laki ini harus mencapai takdirnya menjadi pemimpin seluruh dunia dan menyelesaikan urusannya. Berarti ia bukanlah al Mahdi. Seperti itulah cerita masa lalu, dari mulai Muhammad bin Abdullah “Nufsun zakkia” pada tahun 100 Hijriah, pada masa awal kekuasaan bani Abbasiah.
Kemudian Tahun 1979-1980 Muhammad bin Abdullah al Qothoni, dan 20 November 1979 Juhayman al Utaibi menyerbu Makkah tetapi mereka tewas bersama 200 orang tentaranya. Telah berlalu mereka yang mengaku-ngaku al Mahdi dan mereka justru dikalahkan oleh diri sendiri.
Berbeda dengan Muhammad Qasim bin Abdul Karim, ia orang biasa, bukan Mufti, bukan Syaikh tapi ia hanya mendapat petunjuk al Mubasyirat. Ia tidak pernah mengaku dirinya al Mahdi. Orang -orang yang telah pelajari mimpinya saja yang menyebutnya kelak menjadi al Mahdi.
Saya tertarik untuk melakukan literasi terkait mimpi-mimpi sebagai pelengkap (al-quran dan hadis) dalam memahami al Mahdi. Maka ketika seorang laki-laki Lahore melalui YouTube dan media sosial, saya pelajari, dan saya mulai mencatat kelahiran orang tersebut, pada 5 Juli 1976 tidak bersesuian dengan maulid, bila dikonversi ke bulan Hijriah. Saya terus mempelajari karena isi mimpinya sangat unik dan ada misi ilihiah.
Pada Maulid Nabi terdapat Kelahiran Qasim
Mempelajari isi mimpi Qasim sangat menarik dan setelah beberapa lama saya menemukan benang merahnya. Dalam satu wawancara ia mengatakan saat awal pertama Nabi Muhammad ﷺ datang memilihnya sebagai anaknya dan mulai memanggil “Qasim anakku” (mimpi bermain Kriket, 1988). Qasim ingat besok hari libur Maulid (ia merasakan bahagia dimana kebahagiaan ini berlangsung lebih dari 6 bulan). Ini lah penanda bahwa Maulid Nabi sebagai penanda bahwa telah lahir seorang anak kandung Nabi saat Qasim telah ditakdirkan sebagai anak pengasuhan tersebut.
(Allohu akbar walilahil ham)
Al Mahdi Berarti Pengasuhan
Arti Al Mahdi secara umum adalah yang mendapat petunjuk, arti secara khusus artinya pengasuhan seperti dalam ungkapan di bawah ini yang sangat terkenal;
اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Al Mahdi = buwaian, pengasuhan
Qasim diasuh oleh Nabi Muhammad ﷺ sejak kecil, anak-anak, remaja, dewasa sampai sekarang. Ia didaftarkan pada sekolah Umar bin Khattab sampai tamat, berinteraksi bersama keluarga Rasul, para sahabat-sahabatnya. Ia juga dibimbing cara tatakrama, sopan santun dan semua hal terkait ajaran-ajaran Islam langsung dari Nabi Muhammad ﷺ serta berdialog dengan Rabb Tuhan sekalian alam.
(banyak orang menfitnah ia berbohong mengarang cerita, saya sebagai saksi, saya seorang dokter Spesialis jiwa datang ke Lahore dan wawancarai berkesimpulan Qasim tidak gila, bukan hasil dari halusinasi, delusi atau waham. Semua cerita yang disampaikan berasal dari mimpi-mimpinya selama 30 tahun)
Penutup
Maka inilah pertolongan Allah ﷻ yang akan telah diturunkan Nya, sebagai jawaban atas doa-doa orang teraniaya, doa para mustadz ‘afiin, dan umat muslim yang sedang terpuruk karena sebentar lagi umat Muhammad ﷺ akan memimpin kembali dunia ini.
Marhabban ya Mahdi
Salaaaam ya Mahdi
Wallohu alam bissawab
Al fakir