Penulis: Muhammad Ghulam
Sebelum Rasulullah Muhammad ﷺ berhijrah dan berdakwah di Madinah, Rasulullah Muhammad ﷺ telah berdakwah di Makkah selama 13 tahun. Pada masa dakwah di Makkah, terjadi hal yang sangat menggemparkan di kota Makkah. Rasulullah Muhammad ﷺ menceritakan kepada para orang-orang yang telah percaya kepada risalah kenabian bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari kota Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram. Perjalanan ini dilakukan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ dalam waktu satu malam.
Setelah beberapa orang mendengar pengakuan dari Rasulullah Muhammad ﷺ tentang hal yang dialaminya tersebut, banyak di kalangan orang-orang yang dulunya mempercayai risalah kenabian, mereka menjadi murtad dan musyrik. Tetapi berbeda dengan salah satu sahabat mulia Rasulullah Muhammad ﷺ yaitu Abu Bakar RA. Beliau mempercayai apapun yang dikatakan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Bahkan jika ada yang lebih dahsyat dari itu, sahabat Abu Bakar RA akan tetap mempercayai apa yang dikatakan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Sampai Abu Bakar RA akan mendustakan dirinya sendiri jika apa yang dilihatnya bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Dengan keyakinan inilah Rasulullah Muhammad ﷺ memberikan gelar kepada Abu Bakar RA dengan gelar As Sidiq, yang artinya “yang membenarkan”.
Ketika orang-orang yang dulunya mempercayai risalah kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ mendengar pengakuan dari Rasulullah Muhammad ﷺ, mereka ramai-ramai mendatangi Rasulullah Muhammad ﷺ dan menguji kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ. Orang-orang tersebut meminta Rasulullah Muhammad ﷺ untuk berdiri di atas tanah dengan menggunakan kedua kakinya. Kemudian mereka meminta Rasulullah Muhammad ﷺ untuk mengangkat satu kakinya, dan Rasulullah Muhammad ﷺ mengangkatnya. Lalu orang-orang itu meminta lagi supaya Rasulullah Muhammad ﷺ untuk mengangkat kedua kakinya, dan Rasulullah Muhammad ﷺ tidak melakukan hal yang mereka minta dan Rasulullah Muhammad ﷺ menjawab,
Jika aku mengangkat kedua kakiku, maka aku akan jatuh ke tanah.
Mendengar jawaban itu, akhirnya orang-orang yang awalnya percaya dengan risalah kenabian, kembali mendustakan Rasulullah Muhammad ﷺ. Namun, Rasulullah Muhammad ﷺ meminta kepada salah satu dari mereka untuk bertanya kepada Ali Bin Abu Thalib RA untuk mendapatkan jawaban dari apa yang mereka ingin ketahui.
Sesampainya di hadapan Sahabat Ali Bin Abu Thalib RA, orang tersebut langsung dipenggal kepalanya oleh Ali Bin Abu Thalib RA. Orang-orang yang melihat hal tersebut merasa heran dan kembali bertanya kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, mengapa Ali Bin Abu Thalib RA memenggal kepala orang tersebut. Rasulullah Muhammad ﷺ menjawab,
Ali Bin Abu Thalib RA melakukan hal tersebut karena apa pun jawaban yang akan diberikan kepada mereka, mereka tetap akan menuduh bahwa Rasulullah Muhammad ﷺ adalah pembohong, mengarang cerita dan dituduh gila.
Sungguh merugilah mereka yang telah hidup dan bertemu langsung dengan Rasulullah Muhammad ﷺ dan kembali menuduh Rasulullah Muhammad ﷺ dengan tuduhan pembohong dan dusta. Padahal mereka dulunya bergaul dengan Rasulullah Muhammad ﷺ.
Dan betapa beruntungnya orang-orang yang belum pernah bertemu langsung dengan Rasulullah Muhammad ﷺ, tapi mereka mengimani apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Semoga dengan keyakinan dan rasa cinta kita kepada Rasulullah Muhammad ﷺ membuat kita selalu dalam rahmat dan perlindungan Allah ﷻ baik di dunia maupun diakhirat kelak. Aamiin.
Sepanjang dakwah Rasulullah Muhammad ﷺ, memang banyak hal atau peristiwa yang terjadi yang tidak logis dan mengundang tanya manusia. Sehingga berbagai kejadian itu tidak hanya membuat orang-orang yang dulunya mempercayai risalah kenabian dan kembali menjadi musyrik dan murtad. Namun lebih banyak dan semakin banyak yang beriman dan percaya kepada risalah kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ.
Abul Qasim (panggilan Rasulullah Muhammad ﷺ di kota Makkah pada saat itu) saat itu dianggap pendusta, berbohong dan bahkan dituduh gila. Padahal sebelumnya, mereka mengelari Rasulullah Muhammad ﷺ sebagai Al Amin. Sangat ironis mereka yang memberikan gelar Al Amin, tapi mereka pula yang menuduhnya sebagai pembohong dan pendusta. Bahkan mereka juga menjadi penghalang dakwah Rasulullah Muhammad ﷺ pada waktu itu.
Orang-orang tersebut hanya memiliki 2 pilihan yakni, jika tidak bertaubat dan ikut di barisan Rasulullah Muhammad ﷺ, maka azab Allah ﷻ akan datang kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Lantas bagaimana dengan nasib orang-orang yang telah menghina dan menuduh Rsulullah Muhammad ﷺ dengan berbagai macam tuduhan tersebut? Jawabannya adalah jika mereka tidak bertaubat dan menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, mereka akan dihinakan oleh Allah ﷻ dengan sehina-hinanya.
Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya meriwayatkan hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu Anha, beliau berkata :
Ketika Nabi Muhammad ﷺ melakukan perjalanan malam ke Masjidil Aqsha, banyak orang yang tidak mempercayainya, sehingga ada banyak orang yang telah beriman dan telah mempercayai risalah kenabiannya, mereka kembali musyrik dan murtad.