Penulis: Ustadz Ardy Iskandar
Mengenal Ujian Akhir Zaman
Tak diragukan lagi, saat ini kita sudah berada di akhir zaman. Dimana di zaman ini, Allah ﷻ telah mempersiapkan berbagai macam ujian. Salah satunya yang terbesar di zaman ini adalah fenomena anomali ujian Allah ﷻ kepada umat Islam kontemporer berupa mimpi-mimpi Muhammad Qasim. Mengapa mimpi-mimpi Muhammad Qasim menjadi ujian akhir zaman?
Adalah sifat irodah Allah ﷻ menjadikan sosok Muhammad Qasim sebagai perantara untuk mengkhabarkan tentang masa depan umat Islam. Selain itu, sosok ini juga menjadi pengejawantahan ujian kekinian yang bersifat unpredictable (tak terduga), anomali (aneh), perwujudan variasi ujian. Ujian dari Allah ﷻ yang berulang kepada umat Islam sejak dulu kala hingga masa modern sekarang ini.
Sebagaimana dulu, ujian seperti ini pernah Allah ﷻ berikan kepada makhluk-Nya (Iblis), para Nabi dan umat manusia pada umumnya.
Ujian di Masa Lampau
Ujian yang bersifat unpredictable, anomali dan variatif yang pernah Allah ﷻ berikan seperti :
1) Ujian kepada Iblis
Ujian Allah ﷻ kepada Iblis berupa perintah untuk sujud kepada Adam. Tidak ada satupun makhluk yang memprediksi ujian Allah ﷻ berupa perintah bersujud kepada makhluk. Oleh karena itu, Iblis menolak karena merasa Adam AS tidak pantas untuk ia sembah. Inilah asal-muasal kekufuran Iblis terhadap perintah Allah ﷻ walaupun alasan keingkaran Iblis bersifat tauhid (hanya Allah yang layak disembah).
2) Ujian kepada Nabi Ibrahim AS
Ujian kepada Nabi Ibrahim AS berupa perintah Allah ﷻ untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail. Ini juga ujian yang luar biasa aneh. Kita menganggap bahwa ini adalah ujian yang biasa-biasa saja karena kita sudah tahu bahwa pada akhirnya penyembelihan Nabi Ismail tidak pernah terjadi karena Allah ﷻ menggantinya dengan qibas. Sehingga karena kita sudah tahu akhir dari skenario tersebut, mengganggap ujian ini biasa-biasa saja. Padahal pada saat itu terjadi, apakah Nabi Ibrahim AS sudah tahu bahwa Allah ﷻ akan mengganti putranya dengan seekor qibas? Tentu beliau tidak/belum mengetahuinya.
Tetapi karena kekuatan tauhid Nabi Ibrahim dan Ismail, mereka taat terhadap perintah Allah ﷻ tersebut. Walaupun sebenarnya perintah itu adalah sesuatu yang berat, tetapi mereka tanpa banyak pertanyaan melaksanakan perintah Allah ﷻ. Makanya Allah ﷻ menyebutkan fenomena perintah penyembelihan ini sebagai ujian nyata seperti yang tertera di QS As-Saffat 106
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
3) Ujian kepada masyarakat ahli kitab Nasrani dan Yahudi
Ujian kepada masyarakat ahli kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, berupa nabi yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, yaitu Nabi Muhammad ﷺ. Berdasarkan penjelasan kitab di Taurat dan Injil tertulis akan datangnya Nabi terakhir yang bernama Ahmad. Tetapi ternyata bahwa nabi yang mereka tunggu-tunggu, tidak sesuai ekspektasi/keinginan mereka, yaitu berasal dari keturunan bani Ishaq.
Allah ﷻ memilih Nabi Muhammad ﷺ sebagai keturunan Nabi Ismail AS, bukan “tradisi” seperti sebelumnya bahwa para nabi itu umumnya berasal dari keturunan bani Ishaq.
Selain itu, ternyata kemunculan nabi terakhir ini bersosok orang biasa, bukan ulama, buta huruf dll sehingga menambah ketidakyakinan mereka.
4) Ujian Lainnya
Dan dalam sejarah peradaban ummat manusia ternyata masih banyak lagi ujian-ujian yang bersifat unpredictable dan variatif. Contoh ringkasnya seperti ujian kepada Nabi Adam AS untuk tidak memakan buah Khuldi. Selain buah Khuldi, Nabi Adam AS, Allah ﷻ persilakan untuk menikmati segala macam buah yang ada di surga.
Ujian kepada umat Islam di zaman Nabi Muhammad ﷺ yaitu isra’ mi’raj beliau terbang ke langit Sidratul Muntaha. Dan masih banyak lagi ujian lain yang tidak ditulis satu persatu.
Dari 1-3 contoh ujian di atas sebagai representatif, ternyata yang lulus di antaranya adalah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, serta hanya segelintir orang dari ahli kitab, di antaranya adalah Waraqah bin Naufal yang mempercayai kerasulan Nabi Muhammad ﷺ. Sedangkan yang gagal adalah Iblis dan mayoritas ahli kitab yang tidak mengimani kerasulan Muhammad ﷺ.
Jadi Iblis adalah makhluk yang pertama kali gagal dalam menghadapi ujian dan anehnya Iblis selama-lamanya tidak pernah mau tobat, tanpa terpikirkan untuk remedial (ujian ulangan).
Ujian Berulang Kembali di Akhir Zaman
Nah, bisakah umat Islam sekarang ini lulus menghadapi ujian yang secara substansial hampir sama dan berulang seperti ujian masa lalu? Ujian yang bersifat unpredictable, anomali dan variatif, yaitu fenomena mimpi Muhammad Qasim dan sosok Muhammad Qasim itu sendiri?
Apakah umat Islam di akhir zaman ini mau menerima dan meyakini mimpi Muhammad Qasim yang berjumlah ratusan kali tentang peristiwa masa depan umat Islam berasal dari Allah ﷻ?
Walaupun beliau masih sebagai orang biasa tetapi beliau adalah orang yang jujur. Bukan orang Arab asli, mixing Pakistan dan Arab. Bukan juga ulama. Tak terlalu ganteng, tidak berjenggot. Bahkan beliau suka chatting di medsos. Apakah sosok seperti ini adalah seseorang yang Allah ﷻ pilih?
Ujian itu Bernama “Ketidaksinkronan”
Jangan! Jangan karena kekurangan-kekurangannya tersebut, kita tidak meyakini mimpi Muhammad Qasim yang luar biasa. Mimpi Muhammad Qasim adalah benar dari Allah ﷻ sebagai petunjuk untuk umat akhir zaman. Mimpinya berupa kabar gembira dan peringatan untuk umat Islam.
Sesungguhnya Allah ﷻ menjadikan Muhammad Qasim sebagai ujian akhir zaman, untuk mengetahui siapa yang beriman dan siapa yang ingkar.
Jangan sampai ketidaksinkronan antara sosok Muhammad Qasim yang sengaja Allah ﷻ tunda kesempurnaannya dengan fakta keluarbiasaan mimpi-mimpinya menjadikan kita tidak percaya. Karena sesungguhnya ketidaksinkronan tersebut merupakan ujian untuk kita, umat akhir zaman.
Tanyalah jawabannya kepada pemberi ujian yaitu Allah ﷻ dengan berdo’a mohon petunjuk, mengkaji ilmu eskatologi, mengamalkan sholat istikharah dsb.