Anggota Jamaah Tabligh Cianjur Diperlihatkan Keadaan Sahabatnya yang Syahid dalam Safari Dakwah

Penulis: Tutik Khotimah

Banyak kisah-kisah menarik di kalangan Jamaah Tabligh, kisah-kisah nyata yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk kita semua. Sebagai mana berdirinya Jamaah Tabligh diawali dari mimpi Maulana Ilyas Rahmatullah bertemu dengan Rasulullah ﷺ,  demikian juga ada banyak kisah-kisah lain yang ditunjukkan melalui mimpi. Salah satunya adalah mimpi seorang anggota Jamaah Tabligh markaz Cianjur yang diperlihatkan tentang bagaimana keadaan sahabatnya yang syahid dalam perjalanan safari dakwah. Kisah ini dituturkan oleh Ustadz Nurochim, seorang Helper Muhammad Qasim dari Bekasi. Ustadz Nurochim menceritakan kembali dari kisah yang diceritakan oleh H. Ibrahim, seorang anggota Jamaah Tabligh yang menjadi saksi atas peristiwa tersebut. Menariknya adalah, bahkan penulis sebagai tim redaksi MQLight mendapatkan mimpi khusus untuk mempublikasikan kisah ini. Penulis didatangi seorang laki-laki berjubah putih. Laki-laki itu meminta penulis untuk mempublikasikan kisah ini. Nah, bagaimana kisahnya? Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini.

Di Markas Cianjur tahun 2005 ada salah satu Jamaah Tabligh yang belajar dakwah. Beliau keluar untuk praktek langsung ke masyarakat, dengan masa dakwah 40 hari. Beliau orang Pemalang tepatnya di kecamatan Comal yang tinggal di Cianjur. Namanya adalah Cayudi.

Di salah satu hari dalam masa dakwah tersebut, Ustadz Fauzi mengajak pak Cayudi untuk mendatangi kawan yang rumahnya agak jauh dari masjid yang mereka tempati. Ustadz Fauzi bersama pak Cayudi mengendarai sepeda motor berboncengan. Ustadz Fauzi berada di bagian depan, sedangkan pak Cayudi membonceng di belakang. Qodarullah, dalam perjalanan itu, mereka tersenggol truk. Ustadz Fauzi mengalami luka pada bagian kaki dan tulang kakinya patah. Sedangkan pak Cayudi, mengalami luka parah yang mengakibatkan ususnya terurai keluar, tetapi beliau belum syahid.

Melihat kejadian itu, banyak orang yang datang menolong. Salah seorang yang menolong pak Cayudi berkata kepada orang-orang supaya usus pak Cayudi yang keluar dimasukkan ke dalam perut. Namun tiba-tiba pak Cayudi berkata,

Hai, Pak. Bapak jangan memikirkan saya. Saya sudah selamat. Saya sudah melihat tempat yang akan Allah berikan kepada saya. Sekarang Bapak, nih. Bapak yang harus bertakwa kepada Allah ﷻ. Ayo ikut kami belajar dakwah.

Salah seorang yang melihat kecelakaan tersebut, mencoba menyetop mobil. Akhirnya Ustadz Fauzi dan pak Cayudi diantar ke Rumah Sakit yang ada di Bandung dengan menggunakan mobil bak. Sedangkan motor yang mereka bawa telah diamankan oleh polisi.

Di tengah perjalanan, pak Cayudi tiba-tiba bangun setengah badan, seperti mau berdiri. Ustadz Fauzi juga sudah siuman dari pingsannya. Pak Cayudi berteriak sambil menunjuk ke langit. Orang-orang yang mengantar memperhatikan pak Cayudi dengan keheranan.

Hai, lihat. Itu Nabi Muhammad. Itu Abu Bakar. Itu Umar. Dia melambaikan tangannya padaku.

Sesampainya di rumah sakit dan bertemu dokter, pak Cayudi memegang tangan dokter sambil berkata,

Pak dokter, Pak dokter jangan sibuk-sibuk mengurusi saya. Saya sudah selamat. Saya sudah tahu tempat saya nanti di surganya Allah. Pak dokter yang belum jelas, nih.

Pak Cayudi kemudian mentaskil dokter untuk mengikuti dakwah 40 hari. Dokter pun merasa keheranan, bagaimana seorang yang ususnya terurai, masih bisa bicara dengan lancar dan jelas. Setelah mentaskil dokter, pak Cayudi kemudian wafat dengan mengucapkan kalimat Laa ilaha illallah. Pak Cayudi wafat pada jam 10 malam.

Di tempat lain, Ustadz Fauzi sudah mulai mendapatkan perawatan oleh dokter. Kakinya diperban. Di pagi hari setelah menjalankan sholat Subuh dengan isyarat, Ustadz Fauzi kemudian berdzikir. Setelah selesai berdzikir, Ustadz Fauzi kemudian bermimpi bertemu dengan sahabatnya, pak Cayudi. Di dalam mimpinya, Pak Cayudi menunggangi kuda putih diikuti oleh wanita-wanita yang juga menunggangi kuda putih. Wanita-wanita itu menutupi wajahnya dengan cadar. Pak Cayudi mengatakan,

Hai Ustadz Fauzi, nanti jam 10 pagi saya akan dikubur di Pemalang. Ustadz Fauzi boleh datang boleh tidak. Saya hanya ingin pamitan saja.

Kemudian pak Cayudi menyerahkan cerut kepada Ustadz Fauzi. Katanya oleh-oleh dari akhirat. Setelah mengucapkan salam, pak Cayudi kemudian pergi diikuti oleh wanita-wanita yang sangat banyak jumlahnya. Tiba-tiba wanita terakhir, membuka sedikit cadarnya di depan Ustadz Fauzi. Melihat wajah wanita itu, tiba-tiba Ustadz Fauzi mengeluarkan sperma dengan jumlah yang sangat banyak. Kemudian wanita-wanita tersebut hilang dari pandangan Ustadz Fauzi.

Tiba-tiba datang seorang suster memasuki ruangan Ustadz Fauzi. Sadar dari mimpinya dan melihat wajah suster tersebut, membuat Ustadz Fauzi muntah seketika. Sang suster kemudian membersihkan sperma yang dikeluarkan oleh Ustadz Fauzi. Sperma itu dimasukkan ke dalam gelas dan isinya hampir satu gelas penuh.

Sejak kejadian mimpi ini, Ustadz Fauzi tidak berhasrat lagi kepada wanita dunia. Bahkan selama 1 tahun, Ustadz Fauzi tidak bisa menyentuh istrinya. Hal ini dikarenakan Ustadz Fauzi telah diperlihatkan keindahan wanita akhirat. Di dalam hati Ustadz Fauzi merasa kasihan kepada istrinya. Ustadz Fauzi kemudian berdoa agar Allah menghilangkan ingatannya terhadap wanita akhirat yang pernah dilihatnya. Setelah istikomah berdoa selama 1 tahun, akhirnya Ustadz Fauzi memilki hasrat kembali terhadap istrinya.

Demikian kisah yang dituturkan kembali oleh Ustadz Nurochim. Lalu, siapa pria berjubah putih yang mendatangi penulis di dalam mimpi? Menurut Ustadz Nurochim, laki-laki itu kemungkinan adalah Ustadz Fauzi. Beliau wafat sekitar 1 tahun yang lalu

Semoga dari kisah ini, dapat menambah ghiroh bagi para Helpers Muhammad Qasim untuk terus berjuang menyebarkan mimpi. Karena hanya Allah ﷻ yang mengetahui kapan manusia akan mati. Kematian itu pasti. Semoga kita termasuk orang-orang yang disambut oleh Rasulullah ﷺ ketika ajal menjemput. Berjuanglah dengan apa yang kita miliki. Berjuanglah dengan apa yang kita bisa. Semoga semua itu menjadikan Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ ridho terhadap kita. Aamiin.

Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama tokoh. Semoga Allah ﷻ mengampuni saya karena baru bisa menerbitkan artikel ini. Jazakumullah khoiron katsiro.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *