Bait Al Maqdis di Akhir Zaman

Oleh: Dr. H.Jaya M. Munawar al-Badri, SpKJ.,MKes.,MARS

Rasulullah ﷺ bersabda,

عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ ». ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى فَخِذِ الَّذِى حَدَّثَ – أَوْ مَنْكِبِهِ – ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا لَحَقٌّ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا أَوْ كَمَا أَنَّكَ قَاعِدٌ. يَعْنِى مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ.

“Pemakmuran Baitul Maqdis akan diiringi runtuhnya Yathrib (Madinah). Runtuhnya Yathrib akan diiringi oleh Al-Malhamah (perang akhir zaman), dan Al-Malhamah diiringi dengan penaklukan Konstantinopel, dan penaklukan Konstantinopel akan diiringi dengan keluarnya Dajjal”, Kemudian beliau menepuk-nepuk paha orang yang beliau ceritakan tentang hadis tersebut, atau dalam riwayat lain, ‘bahunya’. Kemudian bersabda, “Semua ini adalah sesuatu yang benar, sebagaimana engkau -Mu’adz bin Jabal- sekarang berada di sini adalah sesuatu yang benar.” (Al-Albani, Sunan Abu Daud no. 4296 bab fi imarat wa al-malahim halaman 183 jilid 4 Dar Kitab al-Arabi : Beirut, Al-Arnaut, Musnad Ahmad no. 22023, bab hadis Muaz bin Jabal, halaman 352 jilid 36 Muasasah al-Risalah Beirut).

Apakah makna “Bait al-Maqdis” atau “Ardul Muqoddasah” yang dimaksud dalam hadis di atas adalah yang selama ini dipahami adalah Palestina? Atau Al Quds itu sendiri? Atau adakah tempat lain selain Al Quds atau Palestina kelak di akhir zaman? Karena banyak sekali kota-kota yang bermakna mirip. Bahkan sesuai dengan makna tempat suci atau tanah suci, seperti Makah al Mukaramah, Madinatul Munawarah, Kudus dan masih banyak lagi.

Kita akan telaah dalam tulisan singkat ini, semoga bisa membuka sedikit misteri zaman, bila dikaitkan informasi dari mimpi Muhammad Qasim.

Nabi Adam AS dan Ibunda Hawa Diturunkan ke Bumi

Asal mula Adam AS dan Sayidatina Hawa adalah kisah romantis agung sepanjang sejarah, kisah cinta sejati manusia pertama di bumi. Dikisahkan dalam Al-Quran ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, dan keduanya terpisah sangat jauh sekali. Adam AS di tempat jauh di Hindustan yang terhampar hutan belantara, gunung Himalaya menjulang tinggi di Tanah Hindustan.

Kelak ketika manusia pilihan akhir zaman akan menolong Islam yang lemah, di tanah ini akan menjadi tanah yang disucikan [Pakistan tanah murni La ilaha ilallah_bahasa Urdu]. Negara ini yang akan menjadi saksi kepada kita kelak. Biidznillah.

Sebaliknya jauh di sana, Siti Hawa ada di negeri penuh pasir menghampar di Jazirah Arab. Kelak ketika Ismail AS bersama Ayahandanya Ibrahim AS akan menegakan ketauhidan di sini akan menjadi tempat suci Makah al Mukaramah. Rumah Ibadah Pertama

Nabi Adam AS dan ibunda Hawa membangun Ka’bah di lembah Hijaz. Rumah ibadah pertama “Ka’bah” sebagai rumah Allah ﷻ (Baitullah). Keduanya bertemu kembali setelah perpisahan lama di Bukit Arafah. Tempat ini kemudian ditinggalkan hingga masa Keluarga Nabi Ibrahim AS, baru dibuka kembali.

Kiblat Agama Samawi

Nabi dan Rasul selajutnya, seperti Nuh AS, Hud AS, Saleh AS, Ibrahim AS, Ishaq AS, Daud AS, Sulaiman AS, sampai Rasul Isa Al-Masih AS, hampir semua Rasul dan Nabi, kehidupan mereka berada di tanah Syam, Persia. Sedangkan pusatnya ada di tanah Palestina yang dikenal sampai hari ini sebagai “Al Quds” dan disebut dalam Al Quran dan Hadis Nabi sebagai kiblat umat agama samawi sampai sekarang dan akan datang.

Nabi Ismail AS dan Ibunda Hajar Hijrah

Nabi Ibrahim AS dan keluarga kecilnya diutus untuk hijrah bersama Siti Hajar dan anak bayi Ismail AS kembali ke tanah pertama yang sudah ditinggalkan Nabi Adam AS dan ibunda Hawa. Ibrahim AS tinggal dan membangun Ka’bah dan juga meninggalkan tatacara ibadah haji ke Baitullah sampai sekarang. Tanah ini disebut tanah haram, disucikan sebagai kiblat umat Nabi akhir zaman.

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ

Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ adalah simbol histori mata-rantai Kerasulan yang tidak pernah putus, sambung-menyambung dengan tempat-tempat yang diberkahi: Masjid Al-Haram di Makkah dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Isra:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ

لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Isra: 1)

Rasulullah ﷺ Hijrah

Nabi Muhammad ﷺ dan para Sahabat hijrah ke Yastrib, kota yang telah dijanjikan dalam Kitab-kitab terdahulu sebagai kota Nabi. Atas dasar informasi dari kitab-kitab terdahulu menyebabkan klan-klan Yahudi bermigrasi di kota ini. Mereka menunggu-nunggu kedatangan Nabi akhir zaman. Kota Yatsrib ini kemudian berubah menjadi kota dakwah Nabi Muhammad ﷺ, dan diberi nama “Madinah Al-Munawarah” sampai akhir zaman kelak.

Pusat Khalifah di Kota Kufah

Khalifah ke-4, Rasyidin Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan ke Kufah yang letaknya di wilayah Persia. Khalifah Ali RA punya alasan yang kuat agar Madinah dan Makkah ini terbebas dari pergolakan politik dan perebutan kekuasaan. Amirul mukminin menyakini setelah peristiwa terbunuhnya Khalifah Umar RA dan Usman RA, pergolakan dan situasi sosial politik akan menjadi tidak stabil dan fitnah berlanjut tak kunjung padam. Kota Madinah dan Makah harus tetap menjadi kota Ilmu agama, kota dakwah Islam. Kaum pelajar, cendekia dari penjuru wilayah Islam memperdalam agama dengan para Sahabat Nabi, Tabiin Tabiitabiin.

Kepempimpinan Islam pun telah beralih bukan lagi dominasi suku Quraisy. Beberapa bangsa non-Arab, misalnya Kesultanan Ayubiah, Usmani, Barber, Mongol, Nusantara dan lainnya. Keadaan seperti inilah sebagai simbol bahwa Islam sudah menyebar luas ke penjuru wilayah dari Timur ke Barat. Sebaliknya, kehidupan dan peradaban pun semakin kompleks, memberikan peluang negatif kepada kepercayaan agama. Ilmu, teknologi tidak baik juga akan melemahkan kehidupan sosial, agama. Kelak di akhir zaman Islam menjadi lemah dan banyak terjadi perpecahan dan saling berbantah-bantahan serta perbedaan pendapat dan keilmuan menjadi sebab pertikaian yang parah.

Mirip Palestina di Timur Tengah dan Jammu Kashmir di Timur Jauh

Dua wilayah menjadi saksi sejarah sepanjang penjajahan modern seakan menjadi saksi fase Mulkan Jabariyyah di fase akhir periodisasi ummat Islam. Palestina menjadi ikon Bait al Muqaddas terkenal setiap diri muslim harus punya ruh Al Quds sebagai gairah kejuangan Islam karena sampai hari ini dijajah Israel dan Amerika [simbol kekalahan politik Islam dalam perang dunia ke-1 dan ke-2]. Sementara Jammu Kashmir juga harusnya demikian penderitaan yang tidak kunjung berubah, penjajah India dan kaum paganis ini memperlakukan saudara kita persis sama di Palestina dan itu luput dalam pantauan ummat Islam.

Mimpi Muhammad Qasim

Aku melihat mimpi ini pada tahun 2006.

Dalam mimpi ini, aku bertanya kepada Allah ﷻ: “O Allah! mengapa Engkau mendirikan Pakistan? Semua kejahatan ada di Pakistan, tidak ada kedamaian dan kemakmuran di sana. Penindasan dan ketidakadilan terjadi dimana-mana.”

Lalu Allah ﷻ berkata:

“Qasim! 1400 tahun yang lalu ketika Nabi Terakhir Muhammad ﷺ masih hidup, ia sering sekali berdoa dan meminta padaku bahwa:

“Ya Allah ﷻ, mendekati hari kiamat nanti ciptakanlah sebuah negeri dengan nama لا الہ الا اللہ , dan ketika Islamku telah lemah di seluruh dunia, maka sebarkanlah kembali Islam yang sebenarnya ke seluruh dunia dari negeri itu.”

Allah ﷻ berkata lagi:

“Qasim! Aku telah mengabulkan doa Nabi terakhir Muhammad ﷺ dan Aku memutuskan untuk mendirikan Pakistan. Dan Qasim! Aku akan mempertahankan dan menjaga Pakistan.

Dalam beberapa mimpi Muhammad Qasim menceritakan mimpi tentang 3 benteng Islam di akhir zaman, yaitu Turki, Arab Saudi dan Pakistan. Dua kota (Turki dan Arab) hancur dan Pakistan menjadi penolong Turki dan Arab.

Pada bulan Desember 2015, Muhammad ﷺ mengatakan kepadaku bahwa benteng terakhir Islam adalah Pakistan.

Pada tanggal 4 Desember 2014 aku melihat bahwa 2 dari 3 benteng-benteng ini telah dihancurkan oleh pasukan illuminati dan mereka menghadapi perlawanan yang kecil hingga tidak ada perlawanan sama sekali dari kaum muslimin. Kaum muslimin menjadi sangat gelisah ketika benteng pertama telah hancur akan tetapi mereka tidak dapat melakukan apapun.

Kemudian orang-orang muslim terguncang hebat ketika pasukan jahat menghancurkan benteng kedua. Mereka berteriak, “Ini adalah kerugian yang menghancurkan Islam!” Kemudian pasukan-pasukan jahat tersebut bergerak menuju Pakistan, Benteng Islam yang ketiga dan yang terakhir. Lalu mimpi itu beralih ke sudut pandangku.

Aku melihat diriku berada di sebuah benteng dan ia adalah benteng terakhir Islam. Dari arah aku melihatnya dari pandanganku adalah tiga deretan benteng-benteng, terletak satu demi satu dan 2 benteng pertama diserang oleh musuh dengan menggunakan senjata. Aku menjadi sangat khawatir dan ingin memperingatkan orang-orang tetapi tidak ada satupun yang memperhatikan hingga mereka kehilangan dua benteng Islam.

Kemudian aku melihat musuh bergerak menuju benteng Islam ketiga dan yang terakhir. Ketakutan, orang-orang muslim berlarian dan mencoba untuk bersembunyi. Aku berkata kepada mereka bahwa walaupun kalian bersembunyi atau melawan, kalian tetap akan terbunuh. Maka aku memutuskan untuk berperang sembari menyelamatkan Islam karena Allah ﷻ, bahkan jika itu berarti kematian. Kemudian Allah menganugerahi orang-orang muslim di benteng yang ketiga dengan 3000 Jet tempur yang kuat dan canggih. Jet-jet tempur ini ditakuti oleh dunia dan juga sebagai harapan yang sangat kuat bagi orang-orang muslim yang ada.

Kemudian orang-orang muslim berhasil mempertahankan benteng Islam yang terakhir dengan pertolongan Allah ﷻ. Maka orang-orang muslim terutama dari Timur mulai menyebarkan Islam yang sesungguhnya di seluruh dunia dengan Rahmat Allah. Maka seluruh dunia diisi dengan kedamaian dan keadilan hingga datangnya Dajjal.

Pakistan adalah Tanah yang Disucikan

Sesuai dengan keterangan di atas, bahwa pada saatnya Pakistan adalah negara yang dijanjikan sebagai negara yang disucikan sesuai dengan mimpi Muhammad Qasim. Negara ini akan menjadi penolong ketika Konstantinopel (sekarang bernama Istanbul) di Turki dan Makah dan Madinah di Arab Saudi dihancurkan oleh musuh yaitu Israel dan sekutunya.

Terminologi Ardul Muqoddasah

Secara etimologi nama Pakistan berarti PAK _ murni [prior_Inggris], STAN artinya tanah [land_Inggris] dan dalam bahasa Urdu maupun bahasa Persia, PAKISTAN adalah tanah  murni. Dalam bahasa Arab adalah ardul muqoddasah.

Adakah hubungan antara Negeri Pakistan sebagai tempat turunnya Adam pada awalan bumi dengan Negara Penolong Islam ketika dilemahkan pada akhiran dunia?

Firman Allah ﷻ

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُواْ

يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا….

 

“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya [560] yang telah Kami beri berkah padanya..” (Qs. Al-A’raf: 137)

 

Mimpi Muhammad Ali Jinnah

Quaid-i-Azam Muhammad Ali Jinnah pendiri Pakistan 80 tahun yang lampau menceritakan kepada kita

Wawancara Ashraf Ansari

Quaid menceritakan mimpinya kepada Allama Usmani, Chaudry Fazl-e-Haque mengutip Usmani

Islamabad-Berlawanan dengan kesan umum bahwa Quaid-i-Azam Mohammad Ali Jinnah telah kembali ke India dari London pada akhir tahun 1934 atas bujukan para pemimpin Muslim terkemuka, bukti baru membuktikan bahwa Quaid memutuskan untuk mengakhiri pengasingannya sendiri setelah ia bermimpi tentang Nabi Suci (saw) yang memintanya untuk pergi ke India dan memimpin umat Islam dalam perjuangan mereka untuk tanah air terpisah bagi umat Islam di Asia Selatan.

Selama wawancara eksklusif dengan Pakistan Observer, mantan Menteri Dalam Negeri, Chaudry Fazl-e-Haque, berbicara tentang beberapa episode yang berkaitan dengan pertemuannya dengan Quaid-i-Azam dan Allama Shabbir Ahmed Usmani yang baik padanya karena pengabdiannya pada perjuangan Pakistan.

Chaudry Fazl-e-Haque, sekarang berusia 90-an, yang sering berkesempatan bertemu dengan Quaid-i-Azam dan rekan dekat serta orang kepercayaan Quaid, Allama Shabbir Ahmed Usmani, mengatakan bahwa Tuan Jinnah telah memberi tahu Allama tentang mimpinya, di New Delhi ketika gerakan Pakistan diluncurkan oleh Quaid. Quaid-i-Azam meminta Allama Shabbir Ahmed Usmani untuk tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun selama masa hidupnya (Quaid).

Chaudry Fazl-e-Haque sebagai pemuja besar Quaid-i-Azam akan mengunjunginya di New Delhi selama tahun 1940-an ketika dia juga ada di sana. Quaid meskipun tinggal di Bombay mengunjungi Ibukota India selama sesi majelis, pertemuan dengan raja muda, konferensi partai dan pertukaran pandangan dengan para pemimpin Kongres. Quaid bersikap baik padanya dan menemuinya sebentar setelah sarapan. Di sanalah ia mengembangkan hubungannya dengan Allama Shabbir Ahmed Usmani yang juga sering mengunjungi Quaid di pagi hari sebelum Tn. Jinnah memulai pekerjaan hariannya.

Setelah berdirinya Pakistan, Allama Shabbir Ahmed Usmani pindah ke Karachi, di mana ia mendapat kehormatan unik untuk mengibarkan bendera nasional pada upacara yang menandai Hari Kemerdekaan di hadapan Pendiri Negara. Setelah runtuhnya Quaid-i-Azam, Chaudry Fazl-e-Haque yang bertugas di departemen kepolisian di Karachi, sering mengadakan pertemuan dengan Allama Shabbir Ahmed Usmani. Selama pertemuan tersebut, topik utamanya tentu saja adalah kepribadian Pendiri Pakistan. Karena Allama dan Chaudry sangat mengabdi kepada Quaid-i-Azam, mereka akan dengan senang hati mengingat momen-momen yang mereka lalui bersamanya. Dalam salah satu pertemuan antara keduanya, topiknya adalah Kembalinya Quaid ke India pada tahun 1934 dan pengangkatannya sebagai pemimpin Liga Muslim Seluruh India. Ketika Chaudry Fazl-e-Haque berbicara tentang orang-orang yang menurut kepercayaan umum telah memotivasi Tn. Jinnah untuk kembali ke India dan memangku jabatan pemimpin mereka, Allama Shabbir Ahmed Usmani secara spontan bereaksi dengan mengatakan bahwa kenyataannya berbeda. Kemudian, ia menceritakan sebuah kisah yang belum pernah diceritakan oleh siapa pun. Allama mengatakan bahwa beberapa tahun sebelum munculnya Pakistan, ia sedang mendiskusikan sesuatu dengan Tn. Jinnah dan ada referensi tentang kepulangannya ke India pada tahun 1934. Ketika Allama Shabbir Ahmed Usmani menyebutkan nama-nama orang yang ia yakini telah memotivasi Quaid untuk mengakhiri pengasingannya, Tn. Jinnah mengatakan bahwa itu bukanlah kesan yang benar. Ia memberi tahu Allama Shabbir Ahmed Usmani tentang mimpinya bertemu Nabi Muhammad (saw) dan mengatakan bahwa ia telah kembali ke India pada tahun 1934 atas perintah Nabi (saw) yang sangat ia cintai.

Allama Shabbir Ahmed Usmani mengutip Quaid-i-Azam yang mengatakan:

Suatu malam, saya sedang berjalan-jalan di halaman rumah saya di London ketika saya mencium aroma yang unik. Awalnya saya pikir itu adalah fenomena sementara, tetapi aroma itu terus menyebar di udara. Saya tidak dapat memahami dari mana sumber aroma itu. Saya memutuskan untuk tidur. Saya tidak dapat tidur untuk beberapa lama. Selama tidur, saya melihat sosok suci dalam mimpi saya. Sosok suci itu menyapa saya: Saya adalah Nabi Muhammad (saw). Saya perintahkan Anda untuk pergi ke India dan memimpin kaum Muslim menuju takdir mereka. Setelah mimpi itu saya terbangun dan mulai mempersiapkan perjalanan pulang saya ke India.

Meskipun Pendiri Pakistan, Quaid-i-Azam Mohammad Ali Jinnah secara lahiriah tampak seperti orang Barat dalam hal gaya hidup, ia memiliki cinta yang dalam kepada Nabi (saw) dan kaum Muslim di Asia Selatan. Itulah alasan mengapa ia mengabdikan hidupnya dan seluruh hidupnya untuk perjuangan kaum Muslim dan berjuang tanpa henti untuk mendapatkan hak-hak yang telah dirampas dari mereka.

Orang-orang yang telah mempelajari berbagai fase Gerakan Pakistan dan karier politik Tn. Jinnah atau mereka yang memiliki akses ke rekan-rekan Quaid, yakin bahwa Pendiri Pakistan mengambil bimbingan dari  Al-Quran Suci dan kehidupan Nabi Suci (saw). Penulis ini telah bertemu dengan orang-orang seperti itu termasuk Presiden, Nazriya Pakistan Council (NPC) Trust untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Gerakan Pakistan dan kepribadian orang yang telah muncul sebagai Juru Bicara Tunggal Muslim di sub-Benua. Mereka semua setuju bahwa komitmen Quaid terhadap tujuan Muslim tidak memiliki batas. Penulis ini mengetahui bahwa seorang mantan birokrat senior Chaudry Fazl-e-Haque, selama masa mudanya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Quaid-i-Azam di New Delhi dan juga rekan dekat Quaid Allama Shabbir Ahmed Usmani. Ada beberapa peristiwa yang menunjukkan cinta Quaid kepada Nabi Suci (saw). Dia telah memilih Lincoln Inn untuk studinya hukum di London ketika dia masih kecil. Selama perjuangan untuk Pakistan, ia dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa panutan terbaik bagi umat Islam dalam segala hal adalah Nabi Suci (saw). Ia selalu mengatakan bahwa ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam Al- Quran dan dicontohkan oleh kehidupan Nabi Suci relevan untuk semua waktu dan iklim.

Kesaksian yang diberikan oleh Chaudry Fazl-e-Haque dengan jelas menunjukkan dua fakta: Satu bahwa Quaid-i-Azam mengambil misinya setelah ia diminta untuk kembali ke India oleh Nabi Suci (saw) dalam mimpi. Ini juga menunjukkan pengabdiannya kepada Nabi Suci (saw). Dua: Bahwa Pakistan muncul dengan restu dari Nabi Suci (saw).

 

Penutup

Allah mengawali tempat turunnya Adam AS di tempat suci ini dan mengakhiri tempat suci ini untuk menolong agamanya dan mengakhiri kisah romantis manusia dari awal dan akhir hayatnya. Pakistan is prior of land, al Ardul Muqoddasah, Bait al Maqdis.

Semoga memberikan pencerahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *